EDITOR.ID, Jakarta,- Jagat dunia maya kembali heboh, setelah politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) William Aditya Sarana menyoroti proyek penataan (revitalisasi) kawasan Monas yang menggunakan uang rakyat (baca: APBD) hingga mencapai Rp71,3 Miliar. Melalui akun twitternya William mengunggah sorotannya kepada proyek tersebut dengan kalimat tanya ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Proyek di Monas sampai 71.3 Milliar Rupiah tapi pemenang tender lokasinya pas dicek di google map kok di perkampungan begitu? Bisa dijelaskan pak gub @aniesbaswedan https://t.co/YiV5KfV5em
— William Aditya Sarana (@willsarana) January 20, 2020
Kali ini kejanggalan dari proyek ini yang disoroti William bukan soal nilainya. Tapi pemenang tendernya. Ia mempertanyakan alamat kantor pemenang tender yang dicek di lokasi google map kok di perkampungan.
Berikut cuitan William Aditya Sarana di akun twitternya : “Proyek di Monas sampai 71,3 Miliar Rupiah tapi pemenang tender lokasinya pas dicek di google map kok di perkampungan begitu? Bisa dijelaskan pak gub @aniesbaswedan”
Cuitan William langsung mendapat respon dari puluhan netizen. Tanggapan mereka beragam.
Akun bernama @Develop from the nation membalas cuitan William dengan kalimat berikut :
“Coba googling nama PT nya. Kayaknya perusahaan ini udah sering ikut tender pemerintah. Di tahun 2017 malam sempet bermasalah dan diusut Kejati Riau. Oktober kemarin sempet disinggung juga soal penataan Pantai Pangandaran. Coba ditelusuri lagi @KPK_RI”
Akun bernama @ahmad saipul hasani mencuit: Perusahaan itu kayaknya sering ikut proyek Nasional & menang deh kayaknya? Silahkan kawal aja sih kalau ragu!!
Tapi seandainya yg dapet Proyek ini anak Menteng & kantornya di Sudirman, kira2 dicurigai gini apa nggak ya??
Akun bernama @Hisar Sihotang mencuit : 10 Tahun lalu lelang model begini cukup marak ehhh jaman anis subur kembali.
Sebelum ramai beredar di media sosial yang mempertanyakan profil pemenang tendernya yang perlu ditelusuri, Komisi B DPRD DKI meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menghentikan sementara proyek revitalisasi Monumen Nasional atau Monas, Jakarta Pusat ini.
Permintaan penghentian revitalisasi dilakukan setelah Komisi melakukan inspeksi mendadak dan menemukan adanya kejanggalan dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan tersebut.
Sekretaris Komisi B DPRD DKI Pandapotan Sinaga mengatakan temuan kejanggalan proyek revitalisasi tersebut terlihat dari jadwal pembangunannya. Revitalisasi Monas semestinya dikerjakan tahun 2019, tapi hingga tahun ini masih dikerjakan.