EDITOR.ID, Jakarta,- Setelah Binomo dan Quotex, polisi kini membongkar dugaan penipuan aplikasi robot trading Fahrenheit. Konon aplikasi ini mampu meraup duit hingga Rp5 triliun.
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri berhasil menangkap empat tersangka dalam kasus ini. Namun mereka hanya pegawainya.
Namun kini polisi akhirnya berhasil menangkap pimpinan dari keempat tersangka itu, yakni Hendry Susanto.
“Hendry Susanto sudah ditangkap,” ujar Dirtipideksus Bareskrim Brigjen Whisnu Hermawan sebagaimana dilansir dari detikcom, Rabu (23/3/2022).
Whisnu mengatakan Hendry Susanto kini ditahan di Rutan Bareskrim Polri. Hendry sendiri merupakan direktur di PT FSP Akademi Pro, perusahaan yang mengelola robot trading bodong Fahrenheit.
“Sudah ditahan. Hendry ada di Rutan Bareskrim,” ucapnya.
Sebelumnya, polisi telah menangkap empat tersangka terkait penipuan robot trading Fahrenheit. Setelah itu, polisi mengejar pimpinan keempat tersangka, yakni Hendry Susanto.
Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliyansah Lubis mengatakan robot trading Fahrenheit ini dikelola oleh PT FSP Akademi Pro. Perusahaan tersebut dipimpin seorang pria bernama Hendry Susanto atau HS.
“PT FSP Akademi Pro ini dipimpin oleh seseorang bernama HS, yang dikenalkan oleh para pelaku yang sudah ditangkap di Polda Metro,” kata Auliansyah Lubis saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (22/3/2022).
Saat ditanya terkait profil Hendry Susanto ini, Auliansyah hanya menjelaskan bahwa bos robot trading Fahrenheit ini menjabat direktur di PT tersebut.
“Untuk sementara dari hasil pemeriksaan empat orang yang sudah kita amankan ini, menurut keterangan mereka, (Hendry Susanto) adalah direktur di PT FSP Akademi Pro,” imbuh Auliansyah.
Dia memastikan bahwa Hendry Susanto merupakan pemilik perusahaan itu. Hal itu didapatkan dari pencarian data oleh kepolisian.
“Kemudian juga kami tadi sudah memeriksa data dari pada PT tersebut dan memang direkturnya Pak HS,” jelasnya.
Peran Pengelola Robot Trading Fahrenheit
Dari para tersangka yang ditangkap terungkap peran para pelaku robot trading Fahrenheit beragam mulai dari mengajak korban berinvestasi, menjadi admin, hingga mengelola website.
Bareskrim Polri belum bisa menentukan total dana yang dikelola para pelaku terkait aplikasi ini. Sebab masih dilakukan pendataan lebih lanjut.
“Tapi cukup besar sekali ini dana yang dikelola oleh mereka yang sudah masuk pada mereka,” kata Auliansyah.
Lebih lanjut, dia mengatakan, Polda Metro Jaya membuka posko pengaduan untuk para masyarakat yang menjadi korban dari investasi robot trading Fahrenheit.
Pembukaan posko pengaduan ini lantaran banyaknya korban yang telah membuat laporan terkait kasus investasi tersebut. Setidaknya, total ada 55 laporan pengaduan yang sudah diterima Polda Metro Jaya hingga saat ini.
Melalui posko pengaduan ini nantinya para korban tidak akan membuat laporan polisi lagi. Sebab, para korban yang membuat aduan akan disatukan dalam satu laporan yang sudah ada.
Sebelumnya, seorang korban bernama Chris Ryan melaporkan platform robot trading bodong Fahrenheit dan CEO PT Fahrenheit Hendry Susanto kepada polisi.
Dalam kasus robot trading Fahrenheit ini, Chris Ryan mengaku mengalami kerugian sebesar Rp10 miliar. Namun, jika dari dugaan sementara scam robot trading Fahrenheit mengakibatkan member merugi hingga Rp5 triliun.
“Melaporkan platform robot trading Fahrenheit. Total kerugian saya di atas Rp10 miliar,” jelas Chris Ryan di Gedung Bareskrim Polri, Rabu (16/3/2022).
“Kalo yang dengan value itu sampai dengan Rp5 triliun. Tapi khan yang seperti kita lihat satu minggu lebih semenjak scam diloss-kan secara sengaja, sehingga dana masyarakat hilang,” sambungnya.
Chris berharap dengan pelaporannya ini penyidik dapat mengungkap kasus robot trading bodong ini. Di mana platform Fahrenheit telah merugikan masyarakat hingga mencapai triliunan rupiah.
“Belum ada tindakan konkret seperti kita lihat. Harapan kami ke sini untuk mendapat keadilan yang tegak lurus, karena kita tahu kasus Binomo sudah mendapatkan berita baik untuk para member yang rugi,” terangnya.
“Selain itu, viral blast dan beberapa robot trading yang lain sudah scam juga telah mendapatkan keadilan,” imbuhnya. (tim)