EDITOR.ID, Jakarta,- Banjir terparah sepanjang sejarah melanda Jakarta dari Selasa hingga Rabu tepat Tahun Baru 2020. Hal ini membuat Presiden Joko Widodo ikut gerah dan prihatin. Sang Presiden yang pernah memimpin Jakarta sebagai Gubernur dan dikenal sebagai “Gubernur Gorong-Gorong” karena ketika menjabat pemimpin Jakarta getol turun ke gorong-gorong akhirnya turun gunung.
Jokowi “melepas” protokoler Kepresidenannya. Tanpa didampingi para menterinya bahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Presiden Jokowi “mengambil alih” kendali penanganan banjir Jakarta. Jokowi kembali bekerja sebagai “Gubernur DKI Jakarta”.
Langkah pertama, tanpa protokoler dan liputan media, Jokowi blusukan ke Rumah Pompa Banjir yang pernah ia bangun untuk mencegah banjir di Jakarta, Jumat (3/1/2020) pagi tadi. Dari 450 pompa banjir raksasa yang disiagakan untuk mencegah banjir di Jakarta sebagian pompa besar beroperasi di Waduk Pluit, Muara Baru, Jakarta Utara.
Dengan wajah serius, Presiden Jokowi mengontrol langsung operasional rumah pompa di wilayah Muara Baru tanpa didampingi Gubernur DKI Jakarta maupun jajaran menterinya. Jokowi ingin melihat apakah pompa air itu jalan atau mati.
Mengutip rilis Biro Pers Media dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden, Jokowi ingin melihat langsung semua alat penanganan banjir yang ada di Waduk tersebut berfungsi secara optimal.

Presiden ingin melihat langsung dan memastikan Pompa air raksasa beroperasi secara normal dan mampu “menguras” genangan air. Karena pompa-pompa air ini memiliki kemampuan menyedot air dalam jumlah besar.
Setibanya di lokasi, Jokowi langsung mengecek sejumlah alat berat bersandar di sisi Waduk Pluit. “Ini (alat) enggak jalan?” tanya Presiden kepada operator alat berat yang ada di lokasi.
“Sedang off dulu Pak,” jawab salah seorang operator yang bertugas di waduk tersebut.

Setelah berdialog sebentar dengan operator alat berat, suami Iriana yang datang hanya dengan dikawal oleh Paspampres itu langsung menuju salah satu rumah pompa Waduk Pluit.
Presiden pun kembali berdialog dengan salah seorang petugas yang berada di lokasi sembari berkeliling rumah pompa. Setelah memastikan semua beroperasi normal, Jokowi meninggalkan Waduk Pluit.

Pemprov DKI Jakarta mengerahkan lebih dari 450 pompa air untuk menyedot genangan banjir. Pompa tersebut di tempatka di sejumlah titik rawan banjir. Namun ada sebagian publik yang tidak percaya pompa itu beroperasi penuh semuanya. Sebagian menduga bahwa pompa air ada yang tidak jalan karena berbagai alasan.
Sebuah sumber informasi mengungkapkan bahwa dari 450 pompa air raksasa konon kabarnya yang menyala hanya 50 pompa, 136 pompa disiagakan dan 264 pompa off tidak beroperasi. Oalaahhh makanya Jakarta banjir besar.
Di Grogol Trisakti ada dua Pompa Air raksasa yang mampu menyedot air ribuan kubik dalam hitungan menit. Namun pompa air yang bekerja hanya satu. Ternyata pompa satunya tak jalan.
Baca juga : Penyakit Kencing Tikus Ancam Korban Banjir

Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa sidak Presiden tersebut merupakan langkah yang tepat.
“Presiden tentunya ingin memastikan Waduk Pluit yang berfungsi sebagai tampungan sementara (polder) yang masuk dari Kali Cideng, anak Kali Ciliwung dan saluran drainase sekitarnya dapat beroperasi dengan normal,” ucap Basuki.
Selain itu, waduk ini dilengkapi dengan pompa yang fungsi utamanya pada saat kondisi banjir dan pasang air laut (rob), dimana air akan dipompa dari Waduk Pluit ke laut.

Basuki juga menjelaskan bahwa tampungan Waduk Pluit adalah 3,29 juta m3 yang dilengkapi dengan 3 rumah pompa berkapasitas total 49 m3/detik.
“Daerah yang dilayani Waduk Pluit seluas 2080 hektar, termasuk di dalamnya pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan (Monas, Pasar Baru, Mangga Dua, Duri, Kota, dll). Waduk Pluit menjadi bagian sistem tata air pada kawasan sekitar Istana,” ucap Basuki.

Pengoperasian Waduk Pluit berada di bawah tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta. Waduk Pluit selesai dibangun tahun 1973, sedangkan pompanya mulai dibangun tahun 1978 dan selesai 1984. Rehabilitasi terakhir selesai dilaksanakan tahun 2014. (tim)