Panjang 30,16 km itu berada pada wilayah 16 desa di 6 kecamatan dengan rincian tiga desa di Kecamatan Kronjo; tiga desa di Kecamatan Kemiri; empat desa di Kecamatan Mauk; satu desa di Kecamatan Sukadiri; tiga desa di Kecamatan Pakuhaji; dan dua desa di Kecamatan Teluknaga.
Keberadaan pagar misterius itu pertama kali diketahui dari laporan masyarakat sekitar karena menyebabkan para nelayan kesulitan mencari ikan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten mencatat pembangunan pagar laut misterius itu mencaplok wilayah pesisir 16 desa di 6 kecamatan. Di kawasan sekitar pagar laut misterius, ada masyarakat pesisir yang beraktivitas sebagai nelayan sebanyak 3.888 orang dan ada 502 orang pembudidaya.
Namun, sampai saat ini belum ada yang tahu siapa yang membangun pagar laut tersebut. Bahkan, menteri terkait mengaku baru mendengar ada pagar laut yang dibangun sepanjang 30 km.
“Pemagaran laut dipasang? Saya belum tahu, saya belum temukan. Aku belum cek,” ujar Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid di Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Rabu (8/1).
Senada, Menteri Koordinator IPK Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY yang ditemui dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa dirinya belum memiliki informasi mengenai isu tersebut.
“Nanti akan saya pelajari dulu ya, sebelum saya bisa berkomentar,” ujarnya singkat.
Begitu juga dengan Kepala Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan yang menyampaikan bahwa dirinya belum mengetahui perihal keberadaan pagar di laut Tangerang itu.
“Saya tidak tahu, nanti saya cek,” ungkapnya di Kantor DEN, Jakarta Pusat, Kamis (9/1).