Enjang mengatakan, pihaknya juga meminta kepada para bakal calon presiden agar mempertimbangkan Yenny Wahid menjadi cawapres pada kontestasi Pilpres 2024.
“Karena sosok Yenny Wahid sangat potensial untuk meraih suara dari Keluarga Besar Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin Gusdurian dan mewakili gender perempuan sehingga bisa memenangkan Pilpres 2024,” ucapnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya bakal berkunjung ke sejumlah bakal calon presiden untuk menawarkan Yenny Wahid sebagai cawapres. “Dua minggu ke depan kami akan keliling, menemui para calon presiden, setelah itu kita akan bertemu dengan Yenny Wahid untuk meminta kesediaan beliau, karena beliau itu orangnya tidak ambisius, makanya kita dorong,” katanya.
Dukungan untuk Yenny agar menjadi cawapres sebelumnya juga sempat ditunjukkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai anak muda ini bahkan sudah terang-terangan mendeklarasikan Yenny untuk menjadi cawapres dari capres Ganjar Pranowo sejak tahun lalu.
Dalam deklarasi PSI yang dihelat secara virtual lewat jumpa pers daring pada Senin (3/10/2022), Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengeklaim bahwa Yenny dipilih karena kualitas kepribadiannya yang dianggap mumpuni.
“Sebagai sosok tokoh perempuan Islam, Mbak Yenny dihormati karena pemikiran dan kontribusinya dalam gerakan sosial,” ujarnya saat itu.
Kali ini, Direktur Wahid Institute itu juga digadang-gadang menjadi cawapres mendampingi capres Anies Baswedan yang diusung Partai NasDem.
“Semua politisi akan dihukumi dengan track record mereka tapi kalau perkara saya dengan Mas Anies Baswedan, ya saya nggak perlu membuka ke UGM, di forum ini, wong saya belum jawab di media kok. Kenapa harus jawabnya di UGM. Nanti kalau sudah saatnya dibuka,” jawab Yenny saat menjadi pembicara di future leader forum (LFF) yang digelar di Auditorium Fisipol UGM, Jumat (7/7) silam.
Yenny mengatakan, semua tindakan-tindakan politiknya akan didasarkan kepada nilai. “Kalau saya pasti akan stay true to my value dan semua tindakan-tindakan politik saya akan didasarkan kepada nilai. Karena hanya itu yang saya punya,” tegasnya.
Yenny Wahid mengungkapkan dirinya bukanlah siapa-siapa. Bukan ketua umum partai, bukan ketua umum organisasi masyarakat (ormas), bukan pejabat, dan bahkan bukan seorang pengusaha. “Saya kan nggak punya apa-apa, yang saya punya cuma satu mungkin dianggap sedikit masih ada reputasi, itu pun karena nebeng bapaknya,” ujarnya. (tim)