EDITOR.ID, Sumatera Utara,- Jarang sekali ada kepala negara Indonesia sebelumnya keliling menjumpai rakyatnya dengan menggunakan sepeda motor. Tapi Presiden Joko Widodo memang unik. Ia lebih suka menaiki motor untuk menyapa rakyatnya di sepanjang jalan yang dia lintasi.
Dengan menggunakan sepeda motor Jokowi bisa merasa lebih dekat dengan masyarakat yang dipimpinnya. Pasalnya saat mengendarai motor menyusuri jalan menuju danau toba, di sepanjang jalan tak ada habisnya rakyat menunggu berjejer di sepanjang jalan hanya untuk bisa melihat wajah langsung Presiden nya.
Dan ketika Jokowi dengan motornya melintas jalan tersebut, tak henti-hentinya rakyat menyapa dan bahkan meneriaki Presiden untuk bersedia berfoto dengan mereka. Itulah sosok pemimpin yang selalu dirindukan oleh rakyat. Ia mampu membaur dengan kesederhanaan.
Momentum ini terjadi ketika Presiden Joko Widodo mengendarai sepeda motor saat kunjungan kerja (kunker) ke Provinsi Sumatera Utara pada Rabu, 2 Februari 2022.
Dari Simpang Sibisa, Kabupaten Toba, Presiden menunggangi motor milik pribadinya, motor Kawasaki W175 yang sudah dimodifikasi untuk menuju Kawasan Pantai Bebas Parapat, Kabupaten Simalungun.
Tampak Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno turut menaiki sepeda motor masing-masing.
Menurut Presiden, dirinya sengaja menggunakan sepeda motor karena ingin menghirup udara segar Danau Toba. Di samping itu, ia juga hendak menjajal infrastruktur jalan pendukungnya.
“Saya dan menteri-menteri ingin menghirup udara segar Danau Toba, karena udara di sini fresh sekali, rugi kalau kita enggak naik motor. Juga lihat infrastruktur jalannya mulus enggak, ya tadi sudah 80 persen mulus, ada 20 persen masih gelombang sedikit-sedikit. Kita sudah menyampaikan ke Menteri PU,” ujar Presiden dalam keterangannya di Kawasan Pantai Bebas Parapat.
Rute sejauh 11 kilometer yang dilewati Presiden memang menyuguhkan pemandangan indah di sejumlah titik, selain udara segar. Jalannya pun bervariasi dan berkelok dan hal tersebut yang membedakannya dengan jalan di Mandalika yang juga sempat dijajal Presiden.
“Di sini udaranya dingin dan segar. Kalau di sana (Mandalika) lurus, di sini kelok-kelok, bedanya itu,” imbuhnya.
Presiden juga berharap infrastruktur jalan yang telah ada dapat dihubungkan dan diintegrasikan dengan sejumlah kawasan wisata.
“Semua kalau bisa itu diintegrasikan, tapi tidak mungkin dalam waktu dekat karena juga semuanya ada mana yang skala prioritas, mana yang berikutnya,” tandasnya. (tim)