Iran, Editor.id,- Seorang arsitek terkenal bernama Tim Fu yang bekerja di firma arsitektur perintis Zaha Haddin di London, membuat bangunan modern fantastik modern kekinian. Tim Fu terinspirasi oleh “Kewanitaan dan keberanian” wanita Iran.
Tim Fu merancangnya sebuah monumen virtual pahatannya untuk alun-alun di Iran— di Iran pasca-Republik Islam, melihat karyanya sungguh mempesona!
Tim Fu berharap membuat karya patung ciptaannya ini suatu saat menjadi monumen di Azadi Square, Iran.
Kantor tempat Tim Fu bekerja diketahui merupakan perusahaan yang bergerak dibidang arsitektur, diketahui milik seorang seniman dan juga arsitek dikenal bernama Zaha Haddin, Zaha Haddin adalah kependekan dari Dame Zaha Mohammad Hadid DBE RA (Bahasa Arab: زها حديد Zahā Ḥadīd)
Zaha Hadid adalah seorang arsitek, seniman, dan perancang Irak-Inggris, yang diakui sebagai tokoh utama dalam arsitektur pada akhir abad ke-20 dan pada awal abad ke-21 .
Zaha Haddin (Hadid) kelahiran Bagdad, Irak.
Hadid belajar matematika sebagai sarjana dan kemudian mendaftar di Sekolah Arsitektur Asosiasi Arsitektur pada tahun 1972.
Mencari sistem alternatif untuk gambar arsitektur tradisional, dan dipengaruhi oleh Suprematisme dan avant-garde Rusia.
Seni adalah cermin
Cermin kepekaan Artis
Cermin dunia sekitar
Cermin kebahagiaan
Cermin rasa sakit
Cermin kengerian
Anda menelusuri sejarah seni,
Anda melihat sejarah kemanusiaan
Apakah Anda akan melihat patung yang indah ini tanpa merasakan penderitaan?
Betapa rendahnya umat manusia dapat membungkuk sebagai rasa hormat.
Patung indah ini dibuat oleh Arsitek Tim Fu sebagai penghormatan atas pembunuhan brutal Mahsa Amini muda berusia 22 tahun di Iran
Tim Fu membuat patung mengesankan bermaksud menghormati kaum wanita pemberontak Iran.
Motivasi seorang seniman yang juga arsitek ini mengalir hingga membuat karya seni virtual sebuah monumen untuk merayakan feminitas dan keberanian.
Tim Fu membuatnya didedikasikan untuk para wanita pemberani di Teheran, bagi mereka yang berperang melawan rezim otoriter.
Pada saat kematian Mahsa Amini, 22, rezim yang dikenal sangat kejam itu, menangkap Mahsa Amini hanya karena alasan rambutnya terlihat dibalik jilbab yang dia kenakan.
Ribuan wanita Iran pun turun ke jalan-jalan di berbagai penjuru ibukota untuk mengklaim hak-hak mereka atas kebebasan dan penentuan nasib sendiri.
Tim Fu membela hak-hak perempuan di Iran, mereka berdiri dalam solidaritas.
Tim Fu tergerak mengakui para wanita pemberani di seluruh dunia yang telah melepas jilbab atau memotong rambut mereka sebagai protes terhadap hilangnya Mahsa Amini dan banyak wanita Iran lainnya.
Tim Fu terpanggil terinspirasi oleh semua seniman yang telah mendukung gerakan ini melalui karya seni mereka, termasuk Tim Fu yang merancang monumen pahatan ini untuk sebuah alun-alun di Iran pasca-Republik Islam. ***