“Gerhana Bulan Total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbral (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik,” kata Andi, dikutip dari keterangan resminya, Senin (7/11/2022).
Lebar Gerhana Bulan Total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570. Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).
Sementara itu Wakil Sekretaris Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) Ma’rufin Sudibyo mengatakan gerhana bulan menciptakan pandangan bulan dalam jangka waktu tertentu akan tampak hilang.
Hal itu hanya ketampakan saja. Secara fisiknya, bulan berada di posisinya sebagai satelit bumi. Hal itu bisa terjadi karena peristiwa gerhana bulan total. Bulan, bumi, dan matahari berada dalam satu garis lurus sejajar.
“Gerhana Bulan (al–khusuf al–qamar) terjadi saat bumi, bulan dan matahari benar-benar sejajar dalam satu garis lurus ditinjau dari perspektif tiga dimensi dengan bumi berada di antara bulan dan matahari,” ujar Ma’rufin Sudibyo melalui keterangan tertulis pada Senin (7/11/2022).
Ketampakan gerhana bulan total 14 Rabiul Akhir 1444 H akan terjadi pada seluruh lokasi di Indonesia. Namun, durasi ketampakan gerhana dan fase-fase gerhana yang bisa disaksikan berbeda-beda di tiap-tiap lokasi. Hal ini bergantung kepada koordinat lintang dan bujur lokasi.
Dalam khasanah ilmu falak, gerhana bulan terjadi bersamaan dengan oposisi bulan dan matahari (istikbal). Peristiwa ini terjadi saat posisi bulan menempati salah satu di antara dua titik nodalnya. Titik nodal merupakan titik potong khayali di langit dimana orbit bulan tepat memotong ekliptika (masir asy–syams), yakni bidang edar orbit bumi dalam mengelilingi matahari.
Jangan lupa ya baca artikel menarik lainnya dari EDITOR.ID di Google News