EDITOR.ID, Jakarta,- Calon wakil presiden (cawapres) bagi Joko Widodo (Jokowi) hingga kini masih sulit ditebak. Ada lima kandidat yang tengah digodok partai koalisi pengusung Jokowi pada Pilpres 2019. Salah satu kandidat dalam bursa Cawapres Jokowi konon adalah Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal Pur Moeldoko.
Pengamat politik Universitas Tarumanegara, Dr Urbanisasi mengatakan, jenderal Moeldoko sebagai salah satu sosok ideal yang pantas mendampingi Jokowi dalam menghadapi Pilpres 2019.
“Moeldoko adalah figur jenderal yang cerdas dan tegas, leadership beliau sangat kuat, Indonesia butuh sosok Moeldoko karena kita butuh stabilitas politik untuk mendukung pembangunan ekonomi, dan pak Moeldoko sangat mampu menjaga stabilitas politik,” ujar Doktor jebolan Universitas Hasanudin Makassar ini di Jakarta, Jumat (13/7/2018)
Masyarakat saat ini, lanjut Urbanisasi membutuhkan pemerintahan yang kuat dalam penegakan hukum dan menjaga kebhinekaan. “Dan pak Moeldoko adalah sosok yang pas untuk menciptakan situasi pemerintahan yang kuat dalam menjaga stabilitas politik dan penegakan hukum,” katanya.
Menurut Urbanisasi, lawan politik Jokowi tengah menyiapkan sosok kuat untuk melawan Jokowi di pilpres. Untuk itu, perlu sosok yang tepat dan punya chemistry untuk membantu Jokowi saat bertarung di pilpres mendatang.
“Pak Moeldoko merupakan figur pengalaman dan memiliki jaringan pertahanan keamanan yang mampu meredam yang bisa meredam situasi-situasi tertentu,” ujarnya.
Ditempat terpisah politikus Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyebut Joko Widodo punya andil penuh menentukan cawapresnya. Soal adanya dua nama yang bersaing ketat yakni Mahfud MD dan Moeldoko, Bamsoet memuji kapasitas keduanya.
“Terserah Pak Jokowi (untuk cawapres). Dua-duanya bagus (Mahfud MD dan Moeldoko),” ujar Bamsoet di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (11/7/2018).
Sebagaimana diketahui Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko dukungan Jenderal Pur Moeldoko untuk maju sebagai cawapres mendampingi Jokowi terus mengalir. Bahkan dukungan tersebut terlihat ketika sejumlah relawan mendeklarasikan dukungan itu di tengah perayaan ulang tahun Moeldoko ke-61 di Taman Suropati.
“Izinkan kami mendoakan semoga Bapak Moeldoko bisa menjadi calon wakil presiden 2019 mendampingi Pak Jokowi,” kata Dhini Mudiyani, koordinator relawan Jodoh (Jokowi-Moeldoko) di Jakarta, Minggu (8/7/2018) silam.
Selain Dhini, dukungan agar mantan Panglima TNI itu maju sebagai calon wakil presiden datang dari komunitas Teman Moeldoko. Komunitas ini memberikan foto Moeldoko ala Wedha’s Pop Art Portrait (WPAP) yang berseragam TNI. Dalam foto tersebut termuat tulisan #Moeldoko4Jkw2p.
“Ini kami melihat aura positif untuk bapak, keluarga, dan bangsa,” ucap salah satu anggota Teman Moeldoko.
Mendengar doa-doa tersebut, Moeldoko hanya tersenyum kecil. Ia meminta agar tidak ada spekulasi apa pun terkait dengan masa depannya.
“Jangan spekulasi yang aneh-aneh. Saya tidak pernah berspekulasi, hidup saya ini hanya yang ada di depan mata itu yang saya kerjakan,” kata mantan Panglima Kodam Siliwangi ini.
Survei terbaru yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia pada 25-31 Maret 2018 terhadap 1.200 responden menyebut Moeldoko mendapat 0,8%. Responden disodorkan pertanyaan ‘siapa yang pantas menjadi wakil presiden Jokowi bila ia kembali maju sebagai capres?’. Ada 19 nama yang muncul dari survei dengan tren semiterbuka, Moeldoko berada di urutan 15.
Kemudian ada survei yang dirilis Cyrus Network yang menempatkan Moeldoko di posisi 18 dari 20 kandidat. Moeldoko mendapat 0,5% suara 1.230 responden dengan metode wawancara tatap muka pada periode 27 Maret-3 April 2018.
Ada pula survei Populi Center yang menunjukkan perolehan suara Jokowi-Moeldoko sebesar 49,1% melawan 28,8% duet Prabowo Subianto-Anies Baswedan. Survei ini dilakukan pada 7-16 Februari 2018 dengan metode multistage random sampling. Ada 1.200 responden dengan proporsi wanita dan pria seimbang yang disurvei.
Lalu ada survei IndoBarometer yang juga mensimulasikan duet Jokowi-Moeldoko. Duet itu mendapat 35,1% dalam survei pada 23-30 Januari 2018 dengan metode multistage random sampling atas 1.200 responden di 34 provinsi. (tim)