EDITOR.ID, Madrid,- Langkah Manchester City menatap Final Liga Champions 2021-2022 yang tinggal beberapa menit buyar dalam sekejap. Kemenangan leg pertama dengan skor 4-3 dan gol di menit ke-73 membuat jarak agregat kian jauh 5-3.
Dan secara teknikal, tiket Final Liga Champions sudah digenggam tangan anak asuhan Pep Guardiola. Namun 20 menit jelang bubaran laga, pemain pengganti Rodrygo Goes memporak-porandakan semua asa itu.
Lebih gilanya lagi Rodrygo cuma butuh waktu dua menit membalikkan keadaan. Itupun menit akhir atau menit ke-90 sebelum laga berakhir. Ditambah gol di masa injury time menit ke-90+1. Jutaan mata penggila bola benar-benar dibuat kaget atas nasib Real Madrid yang secara heroik justru bernasib baik atau hoki.
Tiket final Liga Champions yang sebenarnya sempat sudah berada sangat dekat di depan mata Man City-nya Guardiola. Tapi semua sirna dalam sekejap.
Real Madrid yang sudah habis dan tertinggal dua gol hingga menit ke-90 justru yang lolos ke Final Liga Champions dengan gol mengejutkan di menit-menit akhir. Dramatis dan penuh keajaiban.
Real Madrid melaju ke final Liga Champions usai mengalahkan Manchester City. Los Blancos lolos ke babak puncak dengan memetik kemenangan 3-1 atas Man City saat bertanding di Santiago Bernabeu. El Real lolos dari lubang jarum saat bertanding, Kamis (5/5/2022) dini hari WIB.
Ketinggalan agregat, Madrid kebobolan pada menit ke-73 setelah Riyad Mahrez menjaringkan bola. Oleh karena itu, Madrid harus mencetak tiga gol untuk bisa lolos ke final Liga Champions.
Tim asuhan Carlo Ancelotti bisa menjawab tantangan itu. Rodrygo Goes mencetak dua gol pada menit-menit akhir pertandingan. Madrid vs Man City pun lanjut ke babak tambahan.
Pada babak tambahan, Madrid mendapatkan tendangan penalti. Pelanggaran yang dilakukan bek Man City, Ruben Dias, melakukan foul pada Karim Benzema di kotak 16 meter. Pemain Prancis itu bisa menunaikan tugasnya dengan baik, membawa Madrid menang 3-1.
Dengan hasil itu, Madrid pun membalik ketertinggalan agregat dari Man City. Los Merengues menang agregat 6-5 untuk menantang Liverpool di babak final Liga Champions musim ini.
Eks pemain Madrid, Michael Laudrup, menilai kiprah Madrid di Liga Champions musim ini luar biasa. Mereka mampu menyingkirkan Paris Saint-Germain, Chelsea, dan Man City.
“Apa yang terjadi pada musim ini sungguh luar biasa -dalam 16 besar, perempatfinal, semifinal. Terutama saat melawan Paris dan melawan City, tim lain bermain lebih baik tapi Madrid yang melaju ke final,” kata Michael Laudrup di Cadena SER.
“Saat itu terjadi sekali mungkin bisa keberuntungan -tapi tidak kalau sampai tiga kali,” kata mantan pemain yang menghabiskan dua musim di Real Madrid itu menambahkan.
Menjalani leg kedua di Santiago Bernabeu markas Real Madrid, Man City datang dengan keunggulan agregat 4-3. Gol Riyad Mahrez di menit ke-73 lantas menebalkan asa maju ke partai puncak.
Namun, sepasang gol Rodrygo buat Real Madrid kemudian hadir menghentak jelang berakhirnya waktu normal. Comeback El Real lantas disempurnakan Karim Benzema saat extra time.
Real Madrid ke final Liga Champions. Man City, sebaliknya, mesti gigit jari.
Hasil itu sekaligus membuat Pep Guardiola kembali gagal mengulangi kesuksesan juara Liga Champions sejak kali terakhir melakukannya 11 tahun lalu.
Manchester City, yang ditangani Pep Guardiola, kena comeback dramatis Real Madrid sehingga keok di semifinal Liga Champions. Sebuah “kutukan” buat Pep pun kembali ramai dibahas.
Semasa melatih Barcelona, Pep dua kali meraih trofi si Telinga Besar yakni pada musim 2008/2009 dan 2010/2011. Sejak itu belum ada lagi tambahan, baik di Bayern Munich dulu maupun di Man City saat ini — dua klub top dan kaya raya.
Kegagalan teranyar Pep Guardiola di Liga Champions sekali lagi memunculkan sebuah pernyataan masa lalu, -yang kembali viral di media sosial. Isinya adalah sebuah kalimat berisikan kekesalan Dimitriy Seluk, agen Yaya Toure.
Pada tahun 2018 silam, Seluk yang kesal pernah berkomentar bahwa Pep Guardiola sudah bikin geram sepenjuru Afrika dengan membuat Yaya Toure jadi penghangat bangku cadangan semasa tahun terakhir si pesepakbola di Man City. Seluk saat itu bahkan memunculkan perihal kutukan: Pep Guardiola takkan pernah lagi juara Liga Champions!
“Ia (Guardiola) sudah membuat seluruh Afrika jadi musuhnya, banyak fans Afrika yang beralih dari Manchester City,” kata Seluk mengklaim pada saat itu.
“Dan saya yakin di masa depan ada banyak dukun Afrika yang tidak bakal membiarkan Guardiola juara Liga Champions. Ini akan jadi kutukan Afrika buat Guardiola. Kenyataan di masa depan akan membuktikan kebenaran ucapan saya.”
“Cara Guardiola mengakhiri karier Yaya di Manchester City bahkan semata-mata bukan sebuah kesalahan, tapi sebuah kejahatan. Bumerangnya akan kembali, Pep. Kamu akan lihat seperti apa kesaktian dukun Afrika. Selalu ingat itu.” (tim)