Samudera Atlantik – EDITOR.ID – Ada kemungkinan skenario kapal selam wisata TITAN yang naas itu di kedalaman dasar laut 4 ribu meter di Samudera Atlantik, kemungkinan besar adanya kehilangan daya dan diketahui semestinya — kapal selam wisata TITAN tersebut apabila terjadi sesuatu hal — sudah dirancang memiliki sistem keamanan bawaan yang akan membantunya untuk kembali ke permukaan.
Misalnya, mungkin kapal itu dilengkapi dengan beban tambahan yang dapat dilepaskan untuk segera meningkatkan daya apungnya dan membawanya kembali ke permukaan.
Alternatif lain yaitu, kapal tersebut mungkin kehilangan daya dan berakhir di dasar laut.
Kemungkinan kehilangan daya merupakan permasalahan yang lebih besar hingga terjadi tenggelam di dasar lautan.
Skenario terburuk lainnya adalah kapal tersebut mengalami kegagalan yang mematikan pada pressure housing (perumahan tekanan).
Meskipun badan kapal komposit, kapal selam wisata TITAN sengaja dibangun untuk menahan tekanan dalam laut yang sangat tinggi.
Apabila adanya cacat sedikitpun pada bentuk atau konstruksinya maka hal tersebut sangat riskan dipastikan dapat mengancam kekokohannya – yang mana dapat beresiko meledak!
Kemungkinan lain adalah adanya kebakaran di dalam kapal, seperti akibat korsletnya jaringan listrik.
Terjadi korsleting listrik dipastikan dapat mengganggu sistem elektronik kendaraan bawah laut ini — karena listrik digunakan untuk navigasi dan pengendalian (kemudi) kapal itu sendiri.
Dan, parahnya bila terjadi korsleting hingga menimbulkan kebakaran — hal tersebut peristiwa yang sangat berbahaya di lingkungan yang tertutup di bawah air dalam tekanan yang sangat kuat, sehingga berpotensi untuk menyebabkan awak kapal didalamnya bisa mengalami kehilangan kesadarannya.
Oleh karena tim penyelamatan belem mengetahui penyebab kehilangan kapal selam wisata TITAN ini, tim penyelamatan beranggapan hal itu tidak terjadi, maka bagi tim penyelamatan bekerja mengejar waktu dengan pertimbangan bekal oksigen yang tersedia semakin menipis.
Waktu sangat berharga. Tim pencarian dan penyelamatan perlu menemukan kapal selam wisata TITAN sesegera mungkin sebelum persediaan oksigen dan air yang terbatas habis.
Kondisi sedemikian itu hingga terjadi perdebatan yang sedang berlangsung di kalangan para ilmiah — mengenai manfaat relatif dari submersible berawak, ketika setiap peluncuran dipastikan dapat menimbulkan risiko keamanannya – terutama keamanan dari awak kapal dan para penumpangnya.
Saat ini, sebagian besar penelitian di bawah air dan pekerjaan industri di daerah lepas pantai dilakukan menggunakan kendaraan tak berawak dengan drone robotik berkemampuan menjelajah di dasar laut.
