Minta Tas Merek Hermes, Bupati Cantik ini Terjaring OTT

Bupati Kepulauan Talaud Sri Wahyumi Maria Manalip (sumber IndonesiaInside)

KPK: Nilai Proyek di Kasus Suap Bupati Talaud Rp 6 Miliar

EDITOR.ID, Jakarta,- Gaya hidup Bupati Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara (Sulut), Sri Wahyumi Maria Manalip memang dikenal sangat “wah”. Penampilannya selalu berkelas. Tapi tak disangka, bupati cantik ini harus meringkuk di tahanan lantaran terjaring operasi tangkap tangan (OTT) yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Ironisnya, Bupati Kepulauan Talaud ditangkap dalam kasus suap. Ia minta dibelikan tas bermerek Hermes yang bernilai jutaan jika pengusaha ingin mendapatkan proyek pembangunan revitalisasi pasar.

Usai membawa sang bupati dan memeriksa di Gedung Merah Putih, tak sampai delapan jam KPK langsung menetapkan Bupati Kepulauan Talaud Sri Wahyumi Maria Manalip sebagai tersangka kasus dugaan suap revitalisasi pasar.

Sri diduga meminta fee 10 persen dari proyek yang bernilai sekitar Rp 6 miliar di Kabupaten Kepulauan Talaud.

“Nilainya (proyek) sekitar Rp 5-6 miliar,” kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah kepada wartawan, Selasa (30/4/2019).

Bupati Talaud Sri Wahyuni

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Pandjaitan mengatakan, KPK telah mengamankan tiga tersangka. Mereka adalah tersangka yang diduga sebagai penerima suap yakni Sri Wahyumi Maria Manalip sebagai Bupati Talaud dan Benhur Lalenoh orang kepercayaan Sri Wahyuni yang juga anggota tim sukses bupati

Kemudian juga diamankan Bernard Hanafi Kalalo sebagai pengusaha yang diduga sebagai pemberi suap.

“KPK menetapkan tiga orang tersangka sejalan dengan peningkatan status penanganan perkara ke penyidikan,” ujar Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Selasa (30/4/2019).

Basaria menyebut Sri menerima sejumlah barang mewah, seperti tas hingga perhiasan, serta uang tunai. Penerimaan itu diduga terkait pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Kepulauan Talaud.

“Barang dan uang yang diberikan diduga terkait dengan dua proyek revitalisasi pasar di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pasar Lirung dan Pasar Beo,” ucap Basaria.

Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan mengatakan ada tujuh paket proyek yang harusnya diberikan kepada Bernard. Namun sejauh ini baru dua proyek yang telah ada realisasinya.

“Sebenarnya ada tujuh paket yang harus diberikan ke BHK (Bernhard Hanafi Kalalo) oleh BNL (Benhur Lalenoh). Itu yang dijanjikan. Tapi dari hasil pemeriksaan sementara tadi, dipastikan dulu yang sudah pasti didapat itu Pasar Lirung dan Beo ini. Nilai pasnya nanti kita cek lagi. Kalau tidak salah yang tadi Rp 2,5 miliar dengan Rp 4 miliar,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: