“Kami bangga dapat terus melanjutkan kerjasama dengan Exxon, sebagai perusahaan terbesar di dunia dengan pengalaman dan teknologi yang Mumpuni. Kita terus melakukan kerjasama dengan Exxon, termasuk kerjasama carbon capture dan rencana investasi Exxon lainnya di Indonesia. Kita berharap banyak dengan output yang semaksimal mungkin dari lapangan Cepu”, ujar Arifin.
Sementara itu Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan bahwasanya SKK Migas memberikan perhatian yang besar terhadap upaya menjaga produksi lapangan minyak di Banyu Urip agar tetap optimal.
Mantan Dirut PT Pertamina ini menyampaikan bahwa produksi lapangan Banyu Urip telah melampaui yang ditargetkan dalam plan of development (POD), hal ini berkat berbagai upaya dan terobosan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Exxon Mobil dalam menjaga kinerja blok Banyu Urip.
“Tajak sumur infill carbonate lapangan Banyu Urip adalah upaya lanjutan yang dilakukan oleh SKK Migas dan Exxon Mobil selaku operator untuk meningkatkan produksi minyak sebesar 42 juta barel dengan tetap memperhatikan kemampuan dan daya dukung reservoir yang ada”, terang alumni ITS ini
“Saya menyampaikan apresiasi kepada EMCL dan Pertamina Drilling Service Indonesia yang mampu memenuhi komitmennya untuk menjalankan kegiatan drilling campaign dengan mempercepat pelaksaan kegiatan pemboran yang awalnya akan dimulai di September 2024. Kami mendorong agar bisa dipercepat di bulan Februari 2024, Alhamdulillah 1 Maret 2024 bisa dilaksanakan”, ujar pria asal Surabaya ini.
Lebih lanjut, Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa kunjungan hari ini tentu tidak hanya semata-mata meninjau tajak sumur infill carbonate, tetapi lebih dari itu, ini menunjukkan kepedulian dan harapan Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk mendorong kinerja operasi yang semakin di optimal di Blok Banyu Urip.
“Sebagai lapangan dengan produksi minyak sekitar 25% dari produksi minyak secara nasional, maka Banyu Urip sangat diharapkan kontribusinya untuk mencapai target peningkatan produksi dimasa depan, yaitu produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) di tahun 2030 untuk mendukung ketahanan energi nasional”, katanya
Pada kesempatan yang sama Presiden ExxonMobil Indonesia Carole Gall menyampaikan proyek Banyu Urip Infill and Clastic, atau yang biasa kita sebut Proyek BUIC, memiliki arti yang sangat penting.
Proyek ini akan berkontribusi besar terhadap aspirasi yang kami dukung penuh, yaitu tercapainya target nasional produksi 1 juta barel minyak per hari pada awal tahun 2030, yang sekaligus memperkuat keamanan energi nasional.