EDITOR.ID, Yogyakarta,- Bagi anak muda di era jaman sekarang mungkin sudah tak mengenal lagi makanan khas Jawa ini. Yakni Tiwul. Makanan jaman dulu ini terbuat dari ketela pohon atau singkong. Tiwul menjadi makanan orang tua kita di jaman dulu ketika masih susah membeli beras, maka Tiwul ini kemudian jadi makanan pokok pengganti nasi beras.
Makanan Tiwul ini jaman Belanda dan jaman Jepang saat rakyat susah makan nasi sangat populer di daerah Trenggalek, Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan dan Blitar. Di Yogya makanan ini banyak ditemui. Termasuk di Kabupaten Kulon Progo yang dikenal banyak tanaman singkong. Tiwul menjadi makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari.
Tiwul biasanya dibuat dari gaplek. Gaplek merupakan olahan singkong yang sudah dikeringkan. Kemudian dihaluskan jadi tepung dan dikukus hingga matang.
Tiwul biasa dijadikan pengganti nasi dan disantap dengan beragam lauk dan sayuran pendamping. Karena singkong terbuat dari bahan singkong, maka tiwul bisa dijadikan sebagai sumber energi.
Manfaat lainnya ialah juga bisa mencegah diabetes, menurunkan resiko kanker, dan manfaat lainnya. Selama ini, tiwul menjadi makanan khas dari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Nah, seiring dengan perkembangan zaman, tiwul turut pula berkembang. Kini sudah muncul tiwul dengan rasa yang beraneka ragam dan dijual di berbagai wilayah termasuk di Kulon Progo.
Di Bumi Binangun ini, muncul tiwul aneka rasa yang dijual oleh Sri Mulyati, warga Dusun Kopat, Kalurahan Karangsari, Kapanewon Pengasih. Dia ingin sekali mengembangkan tiwul agar makanan tradisional Indonesia tetap bertahan dan tidak hilang ditelan makanan modern seperti roti.
Adapun tiwul yang tersedia beraneka ragam rasanya, mulai dari rasa kacang, keju, cokelat, stroberi, hingga tiwul sayur, meski tetap dijual juga tiwul original yang memiliki rasa gurih.
“Harga tiwul aneka rasa setiap kotaknya Rp 12.000. Sementara untuk yang original dijual Rp 9.000 per kotak,” ujar Sri Mulyati di Kulon Progo pada Jumat, 20 Maret 2020.
Ada yang berminat membeli original, tiwul aneka rasa dan juga tiwul sayur.
Dia menambahkan, meski baru awal buka, namun peminat tiwul aneka rasa tersebut sudah banyak. Mereka yang membeli masih di lingkup wilayah Kulon Progo seperti dari Pengasih. Tidak hanya orang tua saja, konsumen tiwul ini juga ada yang masih muda. Setiap harinya, rata-rata mampu terjual sekitar 50 Kotak tiwul.
“Ada yang berminat membeli original, tiwul aneka rasa dan juga tiwul sayur. Mereka beli dengan cara COD (Cash On Delivery),” tuturnya.
Dia mengatakan untuk pembuatannya cukup mudah. Tepung singkong dicampur rata dengan parutan kelapa yang masih agak muda, garam, gula, vanili. Setelah itu dicetak dan dikukus sekitar 20-30 menit.
Sementara itu, salah satu pembeli, Partono, 25 tahun, warga Kapanewon Wates mengatakan, dirinya memang menyukai tiwul sejak lama. Tiwul, menurutnya, lebih enak dan juga tidak membahayakan kesehatan. “Saya beli 2 kotak tiwul rasa cokelat. Rencana mau untuk camilan keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, Bramantyo, 20 tahun, warga Kokap, mengatakan, dirinya membeli tiwul tersebut karena penasaran dengan rasa tiwul stroberi. “Rasanya enak dan harganya terjangkau. Tidak rugi saya beli,” tuturnya. (tim)