EDITOR.ID, Jakarta,- Republik Chechnya kini menjadi perbincangan dunia. Karena ditengah invasi militer Rusia merebut kedaulatan Ukraina, negeri Islam ini justru mendukung dan pasang badan untuk negeri komunis Rusia. Padahal Chechnya yang penduduknya 95 persen adalah muslim pernah dibantai Rusia. Cukup mengejutkan!
Publik dikejutkan dengan aksi Chechnya ketika mengirimkan ribuan tentara ke Ukraina yang sedang berkecamuk perang dengan Rusia.
Presiden Chechnya Ramzan Kadyrov bahkan ikut mendesak agar warga Ukraina menggulingkan Pemerintahan berkuasa di negara itu saat ini. Ramzan Kadyrova kini dikabarkan jadi kaki tangan Vladimir Putin. Padahal Kadyrova adalah penganut Islam yang sangat taat. Ramzan Kadyrova juga merupakan pria yang memiliki keunggulan dalam penghafal Al-Qur’an.
Perlu diketahui bahwa sebelumnya, Ramzan adalah putra dari Akhmat Kadyrova yang merupakan seorang Presiden Pertama Republik Chechnya.
Kemudian, setelah kematian Akhmat Kadyrova pada 9 Mei 2004, barulah Ramzan diangkat sebagai wakil perdana menteri Chechnya.
Akibat dari kematian ayahnya itulah dia terpukul dan berjanji untuk menguatkan dan melindungi bangsa Rusia. Satu hari paska pecahnya perang Rusia-Ukraina, ribuan tentara dan relawan dari Chechnya ikut ambil bagian dalam invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
Sebanyak 12 ribu tentara Chechnya berkumpul dan meneriakkan takbir di alun-alun Ibu Kota Regional, Grozny, sebelum sebelum berangkat ke Ukraina membantu pasukan Rusia. Bahkan, pasukan elite Chechnya bertugas langsung untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Lalu, siapakah Republik Chechnya, negara mayoritas muslim yang menjadi sekutu Rusia? Mengutip dari kanal youtube Tawaf TV, Chechnya merupakan negara republik Otonom dan menjadi bagian dari Federasi Rusia.
Dibalik Chechnya Dukung Rusia Ada Sosok Ramzan Kadyrov,
Lantas, siapakah Ramzan Kadyrov yang disebut memiliki kedekatan dengan Vladimir Putin?
Sebagaimana dikutip dari Aljazeera, awal mula kedekatan dengan Putin Ramzan menjabat sebagai pemimpin Chechnya di tahun 2007 setelah kematian ayahnya, Akhmat Kadyrov pada 2004.
Diketahui, Akhmat Kadyrov tewas ketika sebuah bom menghancurkan tribun stadion sepak bola utama Grozny saat ia mengawasi peringatan kemenangan Perang Dunia II pada tahun 2004.
Baik Ramzan maupun ayahnya, keduanya telah berperang melawan Moskow selama konflik separatis berdarah pertama di Chechnya 1994-1996. Akan tetapi, keduanya beralih pihak untuk mendukung Kremlin ketika meluncurkan perang kedua di sana pada 1999, di bawah pengawasan Perdana Menteri Putin saat itu.
Kemudian, karena Perdana Menteri pada saat itu adalah Putin, Kadyrov memuji-muji Putin dan menggambarkan sebagai “putra”. Sehingga pada saat itu, Putin dengan tegas memberikan kemerdekaan kepada masyarakat muslim Chechnya.
Setelah diberi kemerdekaan, Ramzan menjalin keharmonisan dan selalu memuji Putin. “Jika bukan karena Putin, Chechnya tidak akan ada,” kata Ramzan dalam satu wawancara.
Sejak mengambil alih kepemimpinan di Chechnya, Ramzan dengan kejam berupaya membasmi pemberontakan. Hingga kemudian Putin memanfaatkan Ramzan meredam pemberontakan Islam yang masih ada. Segala bentuk perbedaan pendapat pun ditumpas habis.
Kelompok hak asasi manusia juga menuduh, pasukan keamanan di bawah kendali Ramzan menculik dan menyiksa warga sipil yang dicurigai memiliki hubungan dengan pemberontak.
Beberapa pengamat bahkan menduga bahwa Ramzan berada di balik pembunuhan Anna Politkovskaya (2006), seorang jurnalis investigasi yang mendokumentasikan penderitaan Chechnya. Kendati demikian, Ramzan membantah tuduhan.
Dikutip dari The Guardian, Ramzan dipuji oleh Moskow karena berhasil memulihkan ketertiban setelah dua perang sejak 1994 antara tentara federal dan pemberontak. Ramzan telah menjadi alat kunci dalam strategi Kremlin untuk meminggirkan pasukan separatis Chechnya yang luar biasa.
Saat pandemi Covid-19 merebak, ia mengeluarkan seruan kekerasan kepada seorang jurnalis independen Novaya Gazeta yang melaporkan secara kritis tentang penyediaan rumah sakit di Chechnya.
Para dokter yang mengeluhkan kurangnya peralatan pelindung kepada saluran TV pun menarik kembali pernyataan mereka.
1. Jadi Ujung Tombak Rusia Serang Ukraina
Sebenarnya secara diam-diam Rusia menginvasi Ukraina sejak lama. Saat itu Putin kembali memanfaatkan pejuang Chechnya untuk menyusup dan membuat aksi teror pada warga Ukraina. Pada tahun 2014, Kadyrova mengirim pasukan khusus ke Ukraina untuk menghantam separatis Donbass.
Dan Pada tahun berikutnya tepatnya tahun 2015, Ramzan menawarkan jasanya ke Putin untuk memberantas ISIS dengan operasi darat.
Akan tetapi tawaran itu ditolak oleh Putin. Alasannya, Ramzan Kadyrova sudah dianggap cukup kuat untuk melindungi pemerintahan Rusia.
2. Ramzan Loyalis Putin
Sehingga pada saat ini tahun 2022, Ramzan dan Putin terlihat bekerja sama untuk membantu invansi kepada Ukraina. Dari sikap kekejamannya dalam memberantas pemberontak, Ramzan Kadyrova memiliki sisi lain dari sifatnya.
Hingga sampai akhirnya, saat Putin sedang membutuhkan Pemberontak untuk menangani islamis di Chechnya, Ramzan Kadyrov pun dipilihnya untuk dipercayai bisa mengatasi hal itu.
Tak hanya itu, Ramzan dikenal loyalis dan tidak pernah melupakan orang yang paling tinggi di Rusia, Baginya, Putin adalah sumber dari pemersatu Rusia yang selalu mendahulukan kemanan negara.
“Saya menganggap diri saya seorang infanteri, seorang patriot, dan saya tidak bisa tidak mengatakan yang sebenarnya, saya tidak bisa berdiri di samping.” Lannjut Ramzan Kadyrov.
3. Dikenal Bijaksana
Pada saat diberikan pertanyaan mengenai ancaman utama Federasi Rusia adalah kesalahan Ramzan, Dirinya hanya menanggapi dengan bijaknya. Ramzan meluruskan pernyataan itu agar tidak salah presepsi untuk kedepannya.
“Ya, memang, bagi mereka saya adalah ancaman karena saya siap untuk mengambil tanggung jawab apa pun untuk menghindari kekacauan dan kekacauan di Federasi Rusia.” Tegasnya.
“Saya telah menghabiskan seluruh hidup saya sejak saya ingat melayani orang-orang. Saya melakukan semuanya secara terbuka, saya tidak takut apa pun dalam hidup ini, hanya Tuhan.” Lanjutnya
4. Ramzan Sosok Agamis
Dari biografinya, Ramzan memang berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai-nilai islam.
Tak heran jika Ramzan mengorbankan dirinya pada Federasi Rusia, karena Ramzan Kadyrova merasa bertanggung jawab mendapat amanat setelah diizinkan untuk membangun masjid.
Baginya, apabila dalam suatu pemerintahan seorang pemerintah itu memberikan kesempatan untuk berdoa, maka sebagai rakyat juga akan dapat melindungi negara.
“saya mencintai Tanah Air saya, Rusia, saya siap hidup dan mati untuk negara ini. Nyaman tinggal di Federasi Rusia bagi Muslim, dan Allah memberi tahu kita: jika Anda diizinkan untuk berdoa, membangun masjid, Anda memiliki tugas untuk melindungi negara ini, untuk menjalankan instruksi Presiden.” Terangnya.
“Ketika saya mengatakan bahwa saya adalah seorang prajurit infanteri Putin, seseorang menulis bahwa saya adalah seorang prajurit infanteri Allah. Saya menjawab bahwa saya adalah hamba Allah, dan seorang infanteri Putin, jangan bingung. Kami melayani dengan setia.” lanjutnya.
5. Cinta Tanah Air
Terlihat dari beberapa pertanyaan-pertanyaan wawancaranya, inti dari wawancara tersebut adalah Ramzan hanya berfokus pada perlindungan negara untuk masyarakat Rusia.
“Oposisi yang sebenarnya menginginkan sesuatu untuk rakyat.
Terima kasih kepada warga Rusia, saya bisa pergi berperang dengan mereka, saya bisa hidup dan membangun masa depan bersama mereka.
Saya bangga dan bahagia, jadi saya mencintai Tanah Air saya, Rusia, saya siap hidup dan mati untuk negara ini.” Jelasnya. (tim)
memangnya Rusia Komunis? seinget gw yang komunis itu USSR, Rusia sekarang alirannya bukan komunis.