Membongkar Modus Kunker Jadi “Income Tambahan”

Tak sampai disitu. “Income Tambahan” juga diperoleh ketika masa pembahasan Raperda. “Pengalaman saya kemarin saat menjabat anggota dewan, pembahasan sering tidak dilakukan di ruang rapat kantor DPRD, tapi dilakukan di luar kota, dengan target kita mendapatkan berbagai fasilitas tadi, ada uang transport, uang makan, uang akomodasi, uang saku dan lain-lain, lumayan sekali jalan jumlahnya cukup besar,” katanya.

Dalam seminggu, lanjut dia, seorang anggota dewan bisa punya jadwal kunker bisa sampai tiga kali. “Coba bayangkan kita bisa jalan ke daerah dalam seminggu bisa sampai tiga kali,” paparnya.

Sebagai contoh untuk membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan (RIPKa) maka biasanya anggota Pansus Raperda kunkernya ke pulau Dewata.

Apalagi menjelang berakhirnya masa tugas, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) maka kegiatan kunker keluar daerah akan semakin banyak. Seringkali kunker ini mendapat kritikan tajam dari masyarakat karena tidak ada hasilnya apa-apa kecuali modus untuk jalan-jalan ke daerah sambil mendapatkan “income tambahan.”

Selain itu padatnya kegiatan kunker yang sering dilakukan anggota dewan justru sering mengganggu kinerja mereka dalam melakukan pengawasan dan penyerapan aspirasi masyarakat.

Hal senada diungkapkan oleh salah seorang mantan anggota Komisi (Lembaga Negara,red). Begitu dia lolos dari uji kelayakan dan kepatutan DPR, kemudian dilantik. Maka setelah menjabat sebagai unsur pimpinan, tak berapa lama pihak sekretariat birokrasi akan menyiapkan sejumlah kegiatan ke daerah.

Ia mengaku mendapatkan “pengalaman” tugas luar kota dari Sabang sampai Merauke. Semua daerah nyaris pernah ia singgahi saat menjabat sebagai unsur pimpinan Komisi. Jadwalnya terkadang sangat padat. Bahkan dalam seminggu pernah ia mendapat “jatah” sampai lima kali.

“Lumayan kita bisa jalan-jalan ke setiap daerah, naik pesawat kelas Garuda, menginap di hotel yang kelasnya President Suite, ada uang makan, uang saku, bahkan jika ke daerah sering ditambahin oleh-oleh dari pejabat daerah yang kita kunjungi,” ungkapnya.

Kegiatan tugas ke daerah ini disetting dengan nama Kunjungan kerja (kunker), Rapat Kerja dengan pejabat daerah, Literasi, Sosialisasi, Studi Banding, dan Rapat dengan pimpinan daerah.

“Jika padat seminggu bisa full kita berpindah-pindah dari satu daerah ke daerah lainnya, uang sakunya bervariasi tergantung jauh dekat lokasi yang akan kita kunjungi dan datangi,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: