Sedangkan yang kalah menurut Dr. Almadina Rakhmaniar menilai harus legowo.
“Jika calon presiden yang kita pilih kalah harus legowo,” jelasnya.
Dirinya melihat secara psikologi komunikasi masyarakat saat ini, harus kembali ke kehidupan masing-masing.
“Jadi masyarakat harus melihat media sosial sebagai bahan informasi, dan jangan dijadikan pijakan. Masyarakat Indonesia harus kembali ke realistis kehidupan sehari harinya seperti apa, ” jelasnya.
Dalam situasi fanatisme berlebihan pasca pilpres 2024 ini, dirinya meminta masyarakat segera memulihkan secara mandiri agar tak terfokus pada pilpres di media sosial.
“Ya misalnya kembali menekuni hobi lama, lalu melihat konten soal hobinya. Ini sebetulnya akan meredam, karena terlalu berlebihan juga tidak baik, karena akan berdampak balik lagi ke diri sendiri, ” jelasnya.
Masyarakat kita saat ini sangat terbuka menilai situasi politik di negaranya, karena era keterbukaan masif melalui media sosial.
“Nah ini ada dua kategori masyarakat, apakah sudah kuat secara mental menyikapi isu politik di media sosial, atau kesehatannya terganggu. Saya juga mengajak masyarakat Indonesia bahwa apa yang terjadi hari ini melalui media sosial khususnya masa pemilu,ini kita melihat sebagai awal kita membangun bangsa, kita harus bisa mengendalikan pikiran kita yang dilakukan oleh kita bukan tidak boleh memikirkan negara, kita harus mengambil pikiran kita mau sebagaimana. pun kita mikir negara tetap kita harus kembali ke kehidupan kita sehari-hari, ” paparnya.
Pakar Psikologi Komunikasi Universitas Pasundan ini juga memberi cara kepada masyarakat agar bisa kembali normal, pasca pilpres 2024 agar psikologi tetap terjaga.
“Kita terapi yang simple, jadi setiap individiu merelaksasi dirinya ke hati dan pikirkannya. Lalu kalaupum kita harus konsultasi dengan Ahli cukup mencari teman bicara yang bisa menampung semua isi pembicaraan,” terangnya.