EDITOR.ID, Surabaya, – Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya Adi Sutarwijono menegaskan kegiatan partai berupa ziarah ke makam Presiden RI pertama Soekarno (Bung Karno) di Blitar, Sabtu (5/6), sesuai protokol kesehatan ketat.
“Jadi tidak perlu dikaitkan soal adanya anggota dewan yang terpapar COVID-19 dengan kegiatan ziarah ke makam Bung Karno di Blitar,” ujar Adi Sutarwijono kepada awak media di Surabaya, Jumat (11/6).
Menurutnya, orang bisa tertular COVID-19 dimana saja, sehingga tidak bisa dijadikan patokan jika yang tertular berasal kegiatan di Blitar. Apalagi, lanjutnya, sebelum ke Blitar, PDIP Surabaya memiliki banyak kegiatan memperingati Juni Bulan Bung Karno.
“Selama kegiatan kami menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” kata Adi yang juga Ketua DPRD Surabaya ini.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ziarah Bung Karno dilaksanakan pada Sabtu (5/6), sedangkan sebelumnya sudah ada sejumlah kegiatan yang dimulai sejak akhir Mei 2021 di antaranya napak tilas ke rumah kelahiran Bung Karno dan Hos Tjokroaminoto di Jalan Pandean, Surabaya, Senin (31/5).
Sedangkan untuk Selasa (1/6) digelar diskusi Webinar Nasional dengan tema Bung Karno Belajar dan baksos di rumah kelahiran Bung Karno dan Hos Tjokroaminoto kepada warga yang tidak mampu.
“Saya juga saat ini terpapar (COVID-19) setelah tes usap pada hari Selasa (8/6). Sepanjang Sabtu menuju Selasa, saya juga banyak kegiatan dan banyak berinteraksi,” tandasnya.
Demikian dengan pengurus DPC PDIP Surabaya sekaligus anggota DPRD Surabaya Siti Maryam yang juga positif COVID-19 bukan karena tertular saat kegiatan di Blitar.
“Bu Maryam terpapar sebelum di Blitar. Baru setelah di Blitar, Bu Maryam merasakan demam dan lansung minta izin pulang. Jadi tidak sempat ada kontrak fisik dan lainnya,” paparnya.
Adi mengatakan bahwa pengurus PDIP termasuk panitia Juni Bulan Bung Karno dalam kondisi kelelahan sehingga imun menurun dan sebagian terkena COVID-19.
“Kebanyakan yang terkena adalah panitia yang juga punya banyak kegiatan baik sebagai dewan dan pengurus partai. Kawan kami yang terkena langsung menjalani perawatan atau isolasi mandiri,” ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, di antara pengurus parpol saling mensupport agar percaya diri dan optimistis bisa melalui situasi pandemi ini.
“Tentu saja dukungan keluarga dan banyak pihak akan semakin menguatkan kami untuk sembuh dari COVID-19 ini,” harapnya.
Ia juga menganjurkan kepada semua pengurus PDIP Surabaya yang pernah kontak erat dengan yang lain agar dilakukan tracing. Bagi yang terpapar, Adi meminta agar diberikan asupan makanan dan obat obatan yang memadahi dan bila perlu mendapat perawatan di rumah sakit.
Begitu juga dengan bus DPRD Surabaya yang sempat dipinjam saat kegiatan di Blitar, sebagaimana dilansir Antara, Adi menjelaskan bahwa satu bus hanya diisi 15 orang dan duduknya terpencar. Hal itu sengaja dilakukan sebagai bagian dari protokol kesehatan.
“Jadi tidak semua naik bus, ada juga yang bawa mobil pribadi. Setelah bus dikembalikan langsung disemprot ciaran disinfektan,” tuturnya.
Saat ditanya apakah saat ini sudah ada sekitar 10 anggota DPRD Surabaya yang terpapar COVID-19, Adi mengatakan tidak mengetahui secara pasti karena saat ini dirinya sedang menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit. (Tim)