Chappy juga menjabat sebagai Ketua Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi, staf ahli di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan penasihat di Asosiasi Aircraft Component Kementerian Perindustrian.
Pendidikan penerbangan yang mumpuni telah mematangkan kemampuannya sebagai pilot beberapa aircraft di antaranya, L-47 Piper Cub, Cessna T-41 D, Mentor T-4A, Jet Trainer Aircraft L-29 Dolphine, C-47 / DC-3 Dakota, VC-8 Vicker’s Viscount, C-130 H/HS, dan L-100 Hercules.
Seiring dengan kemampuannya sebagai pilot, karier militernya makin naik. Puncaknya, Chappy dipercaya sebagai Kepala Staf Angkat Udara (Kasau) tahun 2002 dengan pangkat bintang empat. Ia menjadi Kasau saat era Presiden Megawati hingga 2005 masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Atas pengabdiannya kepada negara sebagai prajurit militer ia mendapatkan sederet penghargaan.Di antaranya, Satya Lencana Dwidjasistha Ulangan I, National Order of Security Merit dari Republic of Korea, Meritorius Sevice Medal dari Republic of Singapore, old Wing Philippine Air Force, Honorary Wings dari Republic of Singapore Air Force, dan Honorary Wings dari Royal Malaysia Air Force.
Pensiun dari militer tak membuat Chappy pengangguran. Banyak tawaran posisi kepadanya. Namun, satu hal perkerjaan yang tak lazim dilakukan oleh seorang purn jenderal, tapi menjadi pilihan Chappy Hakim. Ia rajin menulis di blog pribadinya, menulis artikel, dan menulis buku. Temanya memang tak jauh dari sejarah hidupnya.
Hobi menulisnya ini ternyata tak jauh dari pekerjaan bapaknya dulu. Bapaknya adalah Abdul Hakim salah satu pendiri kantor Berita Antara. Tak heran bila anaknya juga aktif menulis. Lebih dari 15 buku telah dirilis, di antaranya Awas Ketabrak Pesawat Terbang! (2009), Tanah Air dan Udaraku Indonesia (2009), dan Fenomena Pompa Bensin (2013).
Chappy pun pernah mendapat rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam peluncuran bukunya bertajuk “Cat Rambut Orang Yahudi” di Airman Planet Lounge Hotel Sultan, Jakarta. Ia mendapat penghargaan MURI karena Jenderal Bintang Empat pertama yang tulisan-tulisannya di blog berhasil dibukukan.
Pada Agustus 2016, Chappy Hakim dipercaya sebagai penasehat senior PT Freeprot Indonesia. Lalu, November pada tahun yang sama, ia pun diangkat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia menggantikan Maroef Sjamsoeddin. (tim)