“Diamankan karena terlibat penganiayaan tadi subuh,” pungkas Sangkala.
Awalnya, Achmad Hisyam Tolle dalam kondisi mabuk membuatnya menjadi beringas saat berkaraoke sehingga ditegurlah oleh sekuriti, Ridwan.
Tidak terima ditegur, Achmad Hisyam Tolle memecahkan botol dan menusuk leher sekuriti, Ridwan.
“Korban terluka di bagian leher dan tangan,” lanjut Sangkala
Kontroversi Achmad Hisyam Tolle di dunia Sepakbola
Pesepakbola PSM era 2011/2012, Achmad Hisyam Tolle ini diketahui diberi sangsi tegas oleh Komite Disiplin (Komdis) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Sesuai hasil Komdis PSSI, Jumat (25/10/2019) dilansir liga-indonesia.id Achmad Hisyam Tolle mendapatkan larangan beraktivitas sepak bola di lingkungan PSSI selama lima tahun.
Sangsi tegas tersebut didapatkan olehnya usai menendang pemain Persis Solo dan mengintimidasi wartawan (photografer).
Tolle sejatinya telah menyampaikan permohonan maaf kepada wartawan dan Persis Solo.
“Saya pribadi mau menyampaikan perihal tentang kejadian kemarin pada saat pertandingan PSIM Yogyakarta melawan Persis Solo,” ucap Achmad Hisyam Tolle dilansir Bola Sport.
“Pertama-tama saya memohon maaf atas perilaku saya yang buruk sebagai pesepak bola profesional, khususnya saya meminta maaf kepada pemain Persis Solo yang bersangkutan dan juga kepada wartawan,” jelasnya.
Namun, hal tersebut tak lantas membebaskan Tolle dari sanksi.
Hukuman larangan bermain juga diberikan kepada pemain PSIM lainnya, Raymond Ivantonius dan Aldaier Makatindu.
Raymond yang juga pemain asal Makassar dilarang bermain sebanyak dua pertandingan karena terbukti memukul pemain Persis Solo.
Adapun Aldaier mendapatkan teguran keras karena telah mengintimidasi wartawan.
Melihat tingkahnya seperti itu, Pelatih PSM Makassar pada 2015 lalu, Assegaf Razak angkat bicara.
“Ini Tolle waktu saya latih, anaknya baik disiplin tidak seperti sekarang. Kenapa bisa indispliner seperti ini? Saya lihat tergantung juga pelatih yang tangani anak-anak,” kata Assegaf via pesan WhatsApp, Minggu (27/10/2019).
“Jadi tergantung bagaimana pendekatan pelarih dan selalu memberikan pandangan yang positif bagi anak-anak,” jelasnya.
Kabar sangsi untuk Tolle diketahui Assegaf Razak di koran. Menurutnya, selain skill memadai, seorang pemain haru memiliki mental yang baik.
“Selayaknya, pemain harus menjaga tingkah, bisa menahan emosi. Dan apa yang dilakukan Tolle sangat disayangkan,” katanya.
Apalagi ia harus disanksi tidak boleh bermain selama 5 tahun.
“Kasian karirnya, apa lagi hidupnya cuman di sepak bola. Kalau hukuman 5 tahun itu berat sekali kasian. Tapi semoga PSSI bisa meringankan hukumannya,” harapnya