Malam Ini Airlangga Hartarto Sowan ke SBY, Ketum Golkar Tinggalkan Jokowi?

Kini Golkar menjadi gamang dalam koalisi. Setelah KIB yang belakangan mulai diarahkan untuk mendukung Ketum Golkar justru kini akan "ditinggalkan" oleh kolega dekatnya PAN dan PPP merapat ke PDIP untuk mendukung Ganjar Pranowo.

Airlangga Hartarto Ketum Golkar dan Susilo Bambang Yudhoyono Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (kolase)

Jakarta, EDITOR.ID,- Keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengumumkan nama Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden di Pilpres 2024 partainya memporak porandakan konfigurasi politik yang sudah dibangun. Koalisi antar parpol yang sudah dijajaki sejak awal pun kian tak pasti.

Banyak partai politik mengubah haluannya sejak Ganjar resmi dicalonkan PDIP. Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang awalnya kompak tunduk patuh pada arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dibuat tercerai berai.

Selang lima hari usai PDI Perjuangan mengumumkan nama capresnya Ganjar Pranowo, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pun gayung bersambut, ikut mendukung Ganjar. Jauh sebelumnya Partai Amanat Nasional (PAN) juga telah mengungkapkan akan mendukung Ganjar. Kedua parpol sebenarnya arahnya ke Ganjar, hanya saja antara PPP dan PAN berbeda cawapres yang akan disodorkan ke PDIP.

Jika PPP konon kabarnya akan mengajukan nama Sandiaga Uno sebagai jagonya. PAN juga punya jago tak kalah menterengnya yakni Erick Thohir. Padahal Sandiaga dan Erick adalah teman dekat satu usaha dan pernah satu sekolah di Amerika.

Sikap PPP ini membuat Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) terancam pecah. Karena Partai Golkar hingga saat ini belum bersedia mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai Capres.

Golkar dalam Rapimnas belum lama ini justru merekomendasikan kepada Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Capresnya meski masih bersifat dinamis.

Presiden Jokowi sebagai pengendali orkestra politik pun membiarkan dan tak ingin melakukan intervensi independensi partai. Putusan parpol berjalan sesuai mekanisme internal. Koalisi bergerak dinamis.

Kini Golkar menjadi gamang dalam koalisi. Setelah KIB yang belakangan mulai diarahkan untuk mendukung Ketum Golkar justru kini akan “ditinggalkan” oleh kolega dekatnya PAN dan PPP merapat ke PDIP untuk mendukung Ganjar Pranowo.

Isu dan spekulasi politik yang beredar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarti pun berusaha mencari peluang baru ke parpol lain.

Kebetulan Koalisi Perubahan dengan Capres Anies Baswedan, Cawapresnya masih lowong. Demikian pula koalisi Indonesia Raya besutan Gerindra bersama PKB untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres, posisi cawapresnya juga masih kosong.

Berbagai potensi dan peluang tersebut coba dijajaki Partai Golkar dengan melakukan safari politik membangun komunikasi dengan stakeholder koalisi untuk mendirikan koalisi besar.

Artinya apakah Airlangga Hartarto bakal meninggalkan arahan dan titah Presiden Joko Widodo sebagai pemimpin orkestra politik atau The King Makernya. Mengingat selama ini Golkar selalu patuh dan tunduk pada Presiden Jokowi sebagai partai pendukung pemerintah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: