Mahasiswi di Mataram Diperkosa Pria Disabilitas Tak Punya 2 Tangan, Kok Bisa Ini Modusnya

Tersangka dengan segala tipu dayanya mampu mengelabui korban agar bisa diajak ke homestay. A kemudian mengajak korban ke salah satu homestay dengan alasan ritual mandi suci bisa segera dilakukan.

Ilustrasi

“Korban lalu ditindih oleh pelaku lalu memerkosa korban. Korban sambil membaca Ayat Kursi dan pelaku membaca mantra-mantra dari bahasa Bali,” ungkap Andre.

Korban kemudian melapor polisi hingga kasus ini bergulir. A ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan dua alat bukti dan keterangan sejumlah saksi.

Bantahan Keluarga IWAS

IWAS melalui ibundanya, GAA, membantah semua tudingan itu. Dengan kondisi A yang tanpa dua tangannya itu, menurut GAA, seharusnya anaknya yang jadi korban.

“Anak saya dibonceng oleh wanita itu ke homestay, dibuka bajunya dan celananya. Malah kebalik, harusnya dia (A) yang diperkosa, jadi korban,” ujar GAA sebagaimana dilansir detikBali, Minggu (1/12).

Menurut GAA, awalnya mahasiswi tersebut menjemput A dan meminta agar ditemani ke kampus. Namun A justru dibawa ke homestay di Mataram.

“Dari mana unsur pemerkosaannya? Anak saya tidak punya tangan,” imbuhnya.

Polda NTB Kantongi Dua Alat Bukti

Kepala Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) IV Ditreskrimum Polda NTB AKBP Ni Made Pujewati menyebut penetapan tersangka terhadap Agus didasari dua alat bukti dan keterangan dua saksi ahli.

“Ya sudah menjadi tersangka. Dalam perkara ini, satu orang korban,” ujar Pujewati, Sabtu (30/11/2024). (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: