Namun, lanjut Liga, penyidik saat itu terus mendesaknya, seakan-akan dirinya berada di lokasi kejadian. Dia pun berulang kali menjawab tidak tahu, tapi penyidik tidak mempercayainya
‘’Saya jawab gak tahu karena memang gak tahu. Saya gak bareng sama almarhum (ketika pembunuhan terjadi),’’ ungkapnya.
Liga pun mengaku kaget saat membaca BAP, yang ternyata berbeda dengan keterangan yang disampaikannya. Dalam BAP itu tertulis ada pelemparan batu dan pengejaran terhadap korban.
‘’Saya sempat baca BAP. Ya seperti itu, dikatakan ada pelemparan batu, pengejaran. Terus (penyidik tanya) siapa yang saya lihat? Saya bilang gak tahu. Saya ngotot bilang gak tahu,’’ ucap Liga.
Liga pun mengaku kebingungan dan berulang kali menolak menandatangani BAP tersebut. Saat itupun dia tidak didampingi oleh penasehat hukum. Dia juga sebelumnya tidak menerima surat pemanggilan pemeriksaan.
‘’Dengan terpaksa saya tanda tangan (BAP). Awalnya saya berulang kali menolak. Terus penyidik bilang ‘Emangnya gak kasihan dengan almarhum Vina dan Eky? Saya bilang, emang saya gak disitu, terus harus gimana?,’’ tutur Liga’
Liga menyatakan, setelah pemeriksaan itu, dia tidak pernah diperiksa kembali oleh polisi.
Liga kemudian bersaksi dalam persidangan di PN Cirebon. Dalam sidang tersebut, dia menjelaskan sesuai keterangan dalam BAP dan bukan fakta sesungguhnya. N lilis sri handayani
Liga menjelaskan, dalam pemeriksaan itu, penyidik menanyakan kepadanya kronologi kejadian. Dia pun menjawab tidak tahu karena memang tidak berada di lokasi kejadian.
Namun, lanjut Liga, penyidik saat itu terus mendesaknya, seakan-akan dirinya berada di lokasi kejadian. Dia pun berulang kali menjawa tidak tahu, tapi penyidik tidak mempercayainya.
‘’Saya jawab gak tahu karena memang gak tahu. Saya gak bareng sama almarhum (ketika pembunuhan terjadi),’’ ungkapnya.
Liga pun mengaku kaget saat membaca BAP, yang ternyata berbeda dengan keterangan yang disampaikannya. Dalam BAP itu tertulis ada pelemparan batu dan pengejaran terhadap korban.
‘’Saya sempat baca BAP. Ya seperti itu, dikatakan ada pelemparan batu, pengejaran. Terus (penyidik tanya) siapa yang saya lihat? Saya bilang gak tahu. Saya ngotot bilang gak tahu,’’ ucap Liga.
Liga pun mengaku kebingungan dan berulang kali menolak menandatangani BAP tersebut. Saat itupun dia tidak didampingi oleh penasehat hukum. Dia juga sebelumnya tidak menerima surat pemanggilan pemeriksaan.
‘’Dengan terpaksa saya tanda tangan (BAP). Awalnya saya berulang kali menolak. Terus penyidik bilang ‘Emangnya gak kasihan dengan almarhum Vina dan Eky? Saya bilang, emang saya gak disitu, terus harus gimana?,’’ tutur Liga.