Bandung, Jawa Barat, EDITOR.ID,- Ditengah hingar bingar kampanye Pilpres, Presiden Joko Widodo (Jokowi) teguh dan terus berkomitmen menjalankan amanah rakyat dan tugas negara. Sebagai orang nomor satu di Indonesia, visi kepemimpinan Presiden Jokowi digunakan tenaga dan pikirannya untuk memberikan layanan kepada masyarakat kecil yang tak mampu menjangkau layanan birokrasi.
Jokowi melayani dengan tulus ikhlas apa yang menjadi kebutuhan dan keluhan rakyat. Salah satunya layanan pengurusan sertifikat yang sangat panjang dan butuh biaya untuk memperjelas status hukum tanah milik warga. Dimana selama ini layanan di Kantor BPN masih sulit dan mahal.
Sebagai “bapak rakyat” akhirnya Presiden Jokowi turun tangan sendiri. Presiden Jokowi sendiri yang langsung memastikan layanan sertifikat tanah milik warga terlayani dengan baik.
Terbukti Presiden Jokowi langsung membagikan 3 ribu sertifikat hak atas tanah untuk rakyat di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Rakyat bahagia menerima dokumen sertifikat tanah yang menjadi harapan mereka.
Penyerahan ini digelar di Hall Gedung Indoor Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat pada Sabtu, 3 Februari 2024.
Dalam sambutannya, Kepala Negara kembali menekankan bahwa sertifikat adalah tanda bukti hak hukum atas tanah yang dimiliki.
“Sehingga bapak, ibu harus ngerti. Saya punya tanah berapa meter persegi sih? Sering saya tanya, (jawabnya) enggak tahu. Di sini, di dalamnya ada nama pemegang hak, di sini ya jelas. Alamat ada di sini, meter persegi berapa di sini ada semuanya, luas berapa kita harus tahu semuanya,” ujar Presiden.
Presiden pun mengimbau masyarakat yang telah mendapatkan sertifikat untuk menyimpannya dengan baik. Sehingga apabila sertifikat tersebut hilang atau rusak dapat diurus kembali dengan mudah.
“Tolong kalau sampai di rumah ini difotokopi, nyimpannya di tempat yang berbeda, kalau hilang masih punya fotokopi, ngurusnya lebih mudah,” ucap Presiden.
Selain itu, Presiden juga berpesan agar sertifikat yang digunakan untuk kolateral dan jaminan pada bank telah melalui perhitungan dan kalkulasi yang matang. Hal tersebut penting untuk menghindari kesulitan membayar di masa mendatang.
“Mau pinjam berapa, nyicilnya berapa, kuat ndak, harus dihitung betul,” tutur Presiden.
Presiden turut menekankan kepada masyarakat agar menggunakan seluruh pinjaman untuk modal usaha. Presiden mengimbau agar uang pinjaman tersebut tidak digunakan untuk kegiatan konsumtif.
“Pinjam itu harus mengembalikan. Kalau 400 juta sudah dipakai untuk modal usaha semuanya, ada untung, tabung. Kalau sudah ngumpul, bapak ibu mau beli sepeda motor silakan, mau beli mobil silakan, tapi dari keuntungan, bukan dari pokok pinjaman,” ujar Presiden.