Langkah Tegas Thoriqul Haq Mewujudkan Moderasi Beragama di Lumajang, Jatim

Buka Bersama dengan Warga Miskin Menemani Bu Rusiani berbuka di rumahnya di Desa Krai yang atapnya sudah ambruk. INSYAALLAH akan segera di perbaiki oleh BAZNAS Kabupaten Lumajang dengan melibatkan masyarakat sekitar untuk membenahi atap yang sudah ambruk. Semoga nanti hari raya sudah selesai perbaikannya. Foto Instagram @ThoriqulHaq

Warga saat itu mensyaratkan pihak gereja tetap diperkenankan melanjutkan renovasinya namun fungsi bangunan tersebut bukan sebagai gereja, tetapi tetap sebagai rumah pendeta. Keinginan warga ini sudah dipenuhi Thoriqul.

Lalu Bupati kader PKB itu memindahkan lokasi pembangunan Gereja ke lahan milik Pemkab Lumajang bekas timbangan pasir. Bukan lagi di rumah pendeta itu.

“Yang dulu sudah beres, karena alasannya dekat sekolah Islam dan masjid oke kita fasilitasi. Sekarang pembangunannya kita pindahkan ke bekas timbangan pasir,” tutur Cak Thoriq, sapaan akrabnya.

Thoriq menyampaikan jika siapapun boleh berpendapat soal pembangunan gereja tersebut.

Tapi yang jelas, semua prosesnya sudah dipenuhi terkait perizinan, persetujuan masyarakat sekitar, dari FKUB hingga di tingkat Kemenag sudah selesai dan tinggal membangun saja.

“Semua sudah beres, tidak ada konflik disitu. Kalau namanya orang berpendapat, ya boleh-boleh saja. Namanya juga pendapat. Yang jelas Saya berkomitmen untuk pembangunan gereja dilanjutkan,” tegas bupati.

Saat ini banner penolakan tersebut sudah diturunkan. Apabila nanti dipasang lagi, akan kembali diturunkan dan begitu seterusnya. Karena semua prosesnya sudah beres.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq

Jika warga mempertanyakan soal perijinan? Jawaban Thoriqul cukup simpel. Sebelum gereja dibangun, jauh-jauh hari Bupati Lumajang telah memfasilitasi dan membantu proses penerbitan ijin dibantu warga yang tak mempermasalahkan pembangunan gereja tersebut.

Tak sekadar soal ijin, Thoriqul bahkan akan membantu membiayai pembangunannya melalui dana APBD senilai Rp1,5 miliar.

Lebih jauh alumni IAIN Sunan Ampel ini bahkan mengungkap gagasannya menjadikan wilayah yang ia pimpin sebagai daerah aman bagi pemeluk agama menjalankan ibadah sesuai agamanya. Lumajang yang dikenal sebagai kota toleran. Sesama umat beragama saling menghargai dan menghormati.

Maka dalam cita-citanya, Thoriqul Haq ingin menyandingkan dua tempat ibadah yakni gereja dengan masjid yang diberi nama Masjid Ghoiru Jami’. Yakni masjid yang tidak digunakan untuk kegiatan shalat Jumat.

Bangunan masjid dan gereja berdampingan ini, lanjut Bupati kharismatik ini, adalah sebuah gagasan dan konsep tentang moderasi beragama di lingkungan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

“Konsep pembangunan, ide dan gagasannya adalah konsep moderasi beragama,” ujarnya.

Karena menggunakan konsep moderasi beragama, maka baik Masjid maupun Gereja nanti akan dipisahkan dengan sebuah halaman bersama yang juga dijadikan sebagai jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: