Jakarta, EDITOR.ID,- Jika polisi London kecolongan oleh aksi teror biadab yang menewaskan lima orang, polisi Indonesia justru sukses memutus jaringan pelaku teror. Keberhasilan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 ini setidaknya menyelamatkan warga yang tidak berdosa dari ancaman aksi teror bom. Karena para pelaku terduga teroris yang digrebek Satgas Densus 88 tengah menyiapkan aksi bom.
Penggrebekan tersebut dilakukan di wilayah Banten. Empat orang terduga teroris diamankan. Namun satu orang yang tewas terkena tembakan polisi karena berusaha melawan.
“Kamis pukul 12.00 WIB telah dilakukan operasi penindakan terhadap para terduga teroris di wilayah Banten,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/3/2017), seperti dikutip Antara.
Tiga terduga teroris yang diamankan adalah Achmad Supriyanto, Icuk Pamulang dan Ojid Abdul Majid.
Abdul Majid diketahui menderita luka tembak di tangan karena melawan petugas saat hendak ditangkap.
Sementara terduga teroris yang tewas adalah Nanang Kosim.
Rikwanto menjelaskan, awalnya keempatnya berangkat dari arah Anyer dengan menggunakan dua kendaraan Toyota Avanza.
“Setibanya di Ciwandan, mobil tersangka melambat sehingga petugas mengambil kesempatan untuk menghentikan mobil mereka,” katanya.
Ia menambahkan, kendaraan yang ditumpangi Achmad Supriyanto dan Icuk Pamulang saat dihentikan petugas, langsung berhenti dan menyerah sehingga dapat langsung ditangkap.
Namun, kendaraan yang ditumpangi Nanang Kosim dan Ojid Abdul Majid saat diberhentikan petugas, tidak berhenti dan malah menabrak mobil petugas yang menghadang.
Nanang dan Abdul akhirnya dilumpuhkan oleh petugas.
“Kemudian dalam perjalanan ke rumah sakit, Nanang meninggal dunia,” katanya.
Dalam penangkapan ini, satu pucuk pistol disita petugas sebagai barang bukti.
Dalam aksi terorisme, Rikwanto mengatakan, mendiang Nanang diduga pernah mengikuti pertemuan aksi teror di Batu, Malang, Jawa Timur pada 20-25 November 2015.
“Nanang sebagai pengajar teknik persenjataan,” katanya.
Selain itu, Nanang pernah merencanakan pelatihan militer di Halmahera yang akan dijadikan sebagai basis pelatihan militer kelompok Anshor Daulah pengganti Poso.
Kemudian menyembunyikan Abu Asybal selama dalam pelarian pascatragedi Bom Thamrin 2016.
“Bersama dengan Fajrun melakukan latihan membuat bom di Gorontalo tahun 2016,” katanya.
Karopenmas menambahkan, Nanang juga diduga mengetahui dan menyembunyikan Andi Bakso pelaku bom Gereja Samarinda.