Kumpulan Puisi Harlan Boer Dalam Guratan Buku Berjudul Penyair Pastel

Asri Hadi mengapresiasi penerbitan buku ini. "Terima kasih untuk peluncuran buku ini. Terima kasih juga saya mendapatkannya langsung dari sang penulis," tutur anggota kumpulan penulis buku Satupena ini.

Asri Hadi (KIri) dan Harlan Boer (Kanan)

“Kita bisa melihatnya bersisa secara permanen di sana, menyelimuti sosok kartun flamboyan berkacamata minus yang tengah duduk memangku sebelah kakinya sendiri, berusaha meredakan kesintingan alami bersama motorik asing galaksi gabir,” bunyi tulisan yang ditulis oleh Rio Tantomo itu.

Namun dari profil yang ditulis sendiri oleh Harlan Boer, pria yang akrab dengan kacamata minus ini merupakan penyanyi dan penulis lagu indie folk/indie-pop/anti-folk Jakarta.

Pria kelahiran 9 Mei 1977 ini bisa dibilang hampir setiap tahun merilis album baru. Sederet album mini seperti Sakit Generik (2012), Jajan Rock & Sentuhan Minimal (2013), Kopi Kaleng (2016) telah diterbitkan. Nanaba Records kemudian menyatukan keempat diskografi tersebut dalam satu rilisan kaset yang diberi titel Binfolk di tahun yang sama pas debut penuhnya, Operasi Kecil (2017) ditelurkan.

Pria kelahiran Jakarta ini merilis album dengan judul yang sangat elok: “Bila Lapar Melukis”. Dari album ini, aroma perbudakan segera tercium dari kalimat yang menetes barusan, seperti meradang pun menantang, memancarkan romantisme perikebinatangan pelampiasan karya.

Dia mengaku ilham itu diambilnya dari tulisan sastrawan Sunda, Ajip Rosidi, ketika menggambarkan perilaku berkesenian pelukis Affandi. Boer mengatakan Affandi melukis seperti orang lapar yang butuh makan.

“Gue merasa punya kedekatan dengan itu. Prosesnya sama kayak dia (Affandi), begitu ‘lapar’ datang – misalnya habis baca buku atau ngobrol sama orang, gue akan langsung ambil gitar, lima belas menit – sekali jalan, selesai.” katanya.

Untuk Bila Lapar Melukis, Boer bekerja sama dengan Fungjai, kanal musik streaming asal Thailand yang memberinya kesempatan melepas setiap lagu dalam albumnya sebagai single dan dipanggungkan masing-masing sepuluh kali per minggu tur keliling Jakarta-Bekasi. Sementara fisiknya disebar via Langen Srawa Records.

Dari 500 CD yang sudah dirilis ke pasaran, Harlan membawa beberapa puluh keping CD album keduanya untuk digambar langsung oleh 15 seniman tersebut. Tak hanya itu saja, ia juga menggunakan kanvas sebagai cover albumnya loh.

Selain mengajak para seniman untuk membuat cover albumnya, Harlan juga dibantu oleh Henry Foundation dari band Goodnight Electric untuk proses rekaman lagu-lagu di album `Bila Lapar Melukis`.

Album yang dirilis dibawah label Langen Srawa Records ini memuat 10 lagu yang seluruhnya ditulis oleh Harlan, di antaranta `Rahasia Orangtua`, `Aplusan`, `Emas di Hati`, `Bila Lapar Melukis`, `Jatuh Cinta Diam-diam`, `Sky Hook`, `Teman Pemalu`, `Biologi Elektronik`, `Berlayar`, dan `Perang`.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: