Pengunjung bila ke Cappadocia mempunyai kesempatan untuk menginap di hotel gua dan akomodasi butik yang dibangun di dalam formasi batuan, memberikan pengalaman unik.
Bagi penggemar aktivitas luar ruangan, Cappadocia menawarkan kesempatan bagus untuk hiking, menjelajahi lembah, dan menikmati petualangan di tengah pemandangannya yang menakjubkan.
Dan tentu saja, Anda dapat menikmati masakan Turki yang lezat, termasuk hidangan tradisional seperti gözleme (roti pipih isi), kebab, dan kenikmatan Turki.
Perpaduan keindahan alam, sejarah, dan budaya Cappadocia menjadikannya tujuan populer bagi wisatawan yang mencari pengalaman yang benar-benar tak terlupakan.
Derinkuyu Cappadocia menjadi Kota tua bawah tanah raksasa, dahulunya, didalamnya memiliki semua yang dibutuhkan untuk kehidupan bawah tanah, termasuk sekolah, seperti tempat pemerasan anggur dan minyak, istal, gudang bawah tanah, ruang penyimpanan, ruang makan, kapel, dan bahkan istal.
Kota bawah tanah di Derinkuyu dapat ditutup dari dalam dengan pintu batu besar yang berputar. Setiap lantai dapat ditutup secara terpisah.
Keunikan kompleks Derinkuyu dan terletak di lantai dua adalah ruangan luas dengan langit-langit berkubah. Konon ruangan ini digunakan sebagai sekolah agama dan ruangan di sebelah kirinya adalah ruang belajar.
Mulai dari tingkat ketiga dan keempat terdapat rangkaian tangga vertikal yang menuju ke gereja berbentuk salib di tingkat paling bawah (kelima).
Poros ventilasi besar sepanjang 55 meter (180 kaki) tampaknya digunakan sebagai sumur. Lubang tersebut menyediakan air bagi penduduk desa di atas dan, jika dunia luar tidak dapat diakses, bagi mereka yang bersembunyi.
Gua mungkin awalnya dibangun di batuan vulkanik lunak di wilayah Cappadocia oleh orang Frigia pada abad ke-8 hingga ke-7 SM, menurut Departemen Kebudayaan Turki.
Dahulunya, bahasabyang digunakan masyarakat Derinkuyu Cappadocia adalah bahasa Frigia, bahasa tersebut kini telah punah di zaman Romawi, digantikan dengan bahasa Yunani.
Penduduk di Cappadocia, yang sekarang beragama Kristen, memperluas gua-gua mereka ke bangunan bertingkat-tingkat, pada dalam kapel terdapat prasasti Yunani.
Setelah pertama kali ditemukan 1960, tiga tahun kemudian 1963, pada terowongan tersebut ternyata ditemukan kembali ruangan lainnya, hal itu setelah seorang penduduk di daerah tersebut menemukan sebuah ruangan misterius di balik dinding rumahnya ketika sedang melakukan renovasi.
Penggalian pun berlanjut, hingga terungkapkan akses ke jaringan terowongan lainnya, pada 1970-an, ketika peneliti dan penulis Swiss Erich Von Daniken mengungkapkannya kepada dunia melalui “Emas Para Dewa”, Derinkuyu telah lama menimbulkan pertanyaan para arkeolog di Turki.