“Ini dalam rangka mempercepat penanganan darurat pascagempa,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangannya di Jakarta.
BNPB malam ini mendorong tenda pengungsi sebanyak 47 tenda untuk mendukung kebutuhan darurat warga terdampak. Selain itu sudah disiapkan bantuan logistik berupa sembako dan barang pemenuh kebutuhan utama senilai Rp500 juta.
Ia mengatakan, rumah warga yang alami kerusakan berat, sedang maupun ringan akan diberikan bantuan dari pemerintah. “Rumah yang alami kerusakan akan dibangun kembali oleh pemerintah,” katanya seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan, sebagian masyarakat di wilayah terdampak telah mendirikan tenda di halaman rumah masing-masing. “Kami mengimbau kepada masyarakat jika kondisi rumahnya terdampak gempa, dapat mengungsi di tempat pengungsian yang telah disediakan,” katanya.
Suharyanto berharap, upaya yang dilakukan dalam penanganan bencana perlu adanya keterlibatan seluruh pemangku kebijakan, sehingga penanganan bencana berjalan baik.
“Gempa sudah terjadi, tidak ada satu kekuatan yang bisa menghindari kapan terjadinya bencana, yang pasti setelah terjadi bencana bagaimana upaya-upaya kita secara sinergi, soliditas dan sungguh-sungguh agar penanganan bencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Sementara itu Bupati Cianjur, Herman Suherman memperkirakan jumlah korban tewas masih akan terus bertambah. Soalnya, banyak warga yang belum dievakuasi akibat akses jalan terputus.
“Data paling baru, korban meninggal mencapai 56 orang dengan 40 di antaranya merupakan anak-anak. Kebanyakan anak-anak, mereka tertimpa bangunan yang ambruk,” kata Bupati Cianjur, Herman Suherman, kepada wartawan, Senin (21/11/2022) sore.
“Tadi saja banyak korban luka dan meninggal yang dibawa menggunakan sepeda motor. Kemungkinan kalau sudah jalan bisa diakses, bisa terdata semuanya korban meninggal dan luka,” imbuhnya.
Jumlah korban luka-luka akibat gempa bermagnitudo (M) 5,6 itu ada 700 orang. Kebanyakan dari mereka mengalami patah tulang. (tim)