EDITOR.ID, Bondowoso, – Momentum hari Kartini, benar benar ingin dimanfaatkan oleh relawan Sonny T Danaparamita (STD) dan Komunitas SeTretan Dhibik Bondowoso, setelah sebelumnya sukses dengan kegiatan bagi takjil mengenakan kebaya, kali ini Relawan STD dan Komuitas SeTretan Dhibik menggelar diskusi publik yang mengangkat isu-isu tentang perempuan Bondowoso, Jumat (30/04/2021).
Dalam agenda diskusi tersebut, anggota DPR-RI Sonny T Danaparamita memberikan sambutan sekaligus membuka acara, dalam kesempatannya Sonny memberi apresiasi karena Komunitas STD telah membuka ruang-ruang edukatif sebagai bentuk kepedulian tentang persoalan perempuan di Bondowoso.
“Saya mengapresiasi sekali dengan terselenggaranya kegiatan ini, saya harapkan kegiatan ini mampu menumbuhkan ruang-ruang edukatif serta mempererat rasa gotong royong perempuan di Bondowoso agar ke depan mampu bisa lebih berkembang,” ujarnya.
Selain Sonny, hadir pula dua Narasumber lain, yaitu Wiwin Riza Kurnia, Founder Sekolah Perempuan Jember dan Mike NH Pegiat sosial perempuan Bondowoso.
Dalam pembahasannya para narasumber tersebut memaparkan bagaimana seharusnya perempuan Bondowoso mampu memaknai emansipasi ini sebagai suatu proses menjadi perempuan yang lebih produktif.
Sementara itu, Alfiya, anggota SeTretan Dhibik sekaligus ketua panitia, mengatakan, bahwa agenda diskusi hari kartini ini, adalah bentuk kepedulian STD terhadap perkembangan perempuan yang ada Bondowoso.
“Kegiatan diskusi ini adalah wujud kepedulian kami, dari kegiatan ini kami harapkan tumbuhnhya jiwa emansipatif bagi perempuan yang ada di Bondowoso saat ini,” terang Alfiya.
Hal senada juga di katakan oleh Windu, Koordinator Komunitas SeTretan Dhibik, menurutnya, kegiatan ini adalah bagian dari pada wujud kepedulian dan apresiasi kita pada Kartini sehingga dapat menumbukan semangat emansipasinya terhadap kaum perempuan khususnya di Bondowoso.
“Setidaknya dengan kegiatan ini kita ingin menunjukkan kepedulian kita pada kaum perempuan seperti perjuangan Kartini saat berusaha untuk mewujudkan emansipasi bagi perempuan dimasanya,” kata Windu.
Selepas merampungkan diskusi, panita beserta seluruh peserta yang hadir melakukan pembagian ratusan takjil PETULO yang merupakan Makanan Khas nusantara kepada masyarakat dan penggunaan jalan di sekitar lokasi tempat diskusi, acara kemudian di tutup dengan kegiatan buka bersama. (Ded)