Salah satu pengagum Bung Hatta ini lebih jauh menilai Bung Hatta adalah sosok penuh inspirasi dan tauladan.
“Beliau sosok yang sangat berintegritas, jujur dan mampu mengantar Indonesia mencapai kemerdekaan, beliau sosok diplomat yang ulung saat mewakili rakyat Indonesia bernegosiasi dengan pemerintah Belanda yang saat itu menjajah Indonesia,” ujar jurnalis senior Asri Hadi.
Bung Hatta, lanjut Asri Hadi adalah sosok yang nyaris sempurna sebagai seorang pemimpin. Baginya, Bung Hatta memiliki kebiasaan yang seimbang diantaranya membaca dan menulis serta mendengar dan berbicara.
“Itu adalah contoh, kita jangan hanya mau bicara saja tanpa mau mendengarkan dan jangan juga kita hanya membaca saja tapi tulis juga hasil bacaannya,” ujar Asri Hadi.
Sebelum pameran dibuka, anak pertama pasangan Bung Hatta dan Rahmi Hatta, Meutia Hatta menyampaikan kenangan terhadap ayah tercinta. Dikatakan, peringatan ini guna mencari teladan dari para pendiri bangsa khususnya Bung Hatta, jiwa dan raganya hanya dituangkan untuk bangsa kita.
Menurutnya, kita pernah punya Dwi Tunggal terbaik di dunia, dan belum ada yang menyamai hingga saat ini. Meski kedua tokoh itu jarang berkomunikasi secara langsung, namun keduanya sama-sama memahami dan mereka berdua berjuang untuk kemerdekaan bangsa.
“Kata orang Wakil Presiden itu hanya ban serep, tapi tidak bagi Bung Hatta. Baik Bung Karno maupun Bung Hatta sama-sama memikirkan bangsa, Bung Hatta punya peran dalam mengisi kemerdekaan,”
“Hanya ada dua yang membuat Bung Hatta bangga, pertama saat Proklamasi dan kedua saat Ratu Juliana menyerahkan kedaulatan bangsa ke Bung Hatta saat menjadi Perdana Menteri dan Wakil Presiden”, ujarnya mengenang sang ayah.
Sementara itu, Putri Ketiga Bung Hatta, Halida Hatta pun berkisah, sejak kecil ayahnya sudah mengajarkan nilai kesederhanaan dan komunikasi yang baik di dalam keluarga.
Sederhana dalam arti ketika seluruh kehidupan sudah tercukupi, dari makan sehat hingga kehidupan yang ditata dengan baik. Sedangkan komunikasi yang baik adalah ketika ayah ibu dan kedua saudarinya menjalin interaksi hangat bersama.
“Ketika diberi hadiah buku, itu adalah sebuah kemewahan bagi kami karena di situ kami membaca sekaligus berinteraksi. Jadi itulah hal yang mungkin sederhana tapi juga kaya. Sesuatu yang tidak berlebih dan membumi tetapi secara tidak langsung kita bisa mendapatkan pencerahan yang luar biasa,” kenang Halida.
Sementara putri kedua Bung Hatta Gemala Rabi’ah Hatta mengenang peristiwa dalam foto yang dipamerkan. Saat kurator menunjukan foto Gemala tengah di depan mesin tik, Gemala mengatakan, saat ia menempuh pendidikan di Australia ia sempat bekerja di KBRI, saat itu ia hendak mengirim surat untuk ayahnya.