“Kita harapkan lima tahun ke depan ada tokoh kita dari NTT, kita harapkan sumbangsih ke beliau. Apa rencana beliau jika nantinya diijinkan memimpin NTT lima ke depan. Dan saya pikir kita memang butuh pendidikan untuk lima tahun ke depan,” katanya.
“Yang kita perlukan meningkatkan pendidikan daripada masyakarat. Diantaranya, minat baca minat sekolah dan minat keahlian. Bagaimana mereka bisa menjadi tenaga terampil dan pengetahuan yang cukup,” lanjutnya.
Apalagi, lanjut Asri Hadi, sekarang di NTT ada ikon tempat pariwisata Labuan Bajo. “Lima tahun ke depan tempat di NTT pelakunya juga orang NTT,” katanya.
Asri Hadi banyak menyoroti problem pendidikan di NTT. Sebagai sosok yang pernah berpuluh tahun menjadi pengajar IPDN, Asri Hadi tentunya lebih banyak meneropong problem pendidikan di NTT yang masih terbelakang jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia.
Diskusi publik yang diprakarsai oleh BULIR.ID dalam merayakan hari jadinya yang ke-3 ini sekaligus menjadi wadah putra-putri NTT baik yang tinggal di NTT maupun diaspora untuk memberikan ide-ide dan masukan konstruktif dalam rangka membangun NTT 5 tahun ke depan, secara khusus menyambut Pilkada 2024 sebagai momentun menyaring pemimpin-pemimpin berkualitas menuju NTT yang lebih baik.
Sementara itu Pemimpin Redaksi BULIR.ID Richard Jegadut mengatakan bahwa Nusa Tenggara Timur (NTT) sering kali dipelesetkan “Nanti Tuhan Tolong.” Namun hingga saat ini, Sang Mesias Politik yang dinanti-nantikan itu tak kunjung datang.
“Sudah sekian kali pergantian kepemimpinan, namun belum ada tanda-tanda perbaikan yang berarti. Problem sumber daya manusia menjadi sorotan utama dalam konteks pembangunan di Nusa Tenggara Timur (NTT),” katanya.
Kemiskinan menjadi wajah kelam di provinsi kepulaun yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste itu. Berdasarkan Data BPS di 2023, NTT menempati urutan ke-3 dari daftar provinsi termiskin di Indonesia.
NTT menghadapi banyak tantangan di segala sektor, yang hingga kini belum tuntas diselesaikan; mulai dari keterbatasan infrastruktur, minimnya akses pendidikan dan kesehatan, hingga ketimpangan ekonomi.
Problem laten ini menunjukkan bahwa NTT membutuhkan mesianik politik yang berwawasan luas, berintegritas dan berpengalaman untuk menahkodai provinsi termiskin ke-3 ini dalam satu periode ke depan. Hal ini lantas mendorong Bulir.id sebagai media nasional terpanggil untuk menyuarakan suara-suara profetis yang menjadi harapan rakyat NTT.
Sebagaimana diketahui, dalam beberapa bulan ke depan, kita akan merayakan pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pada Oktober 2024 mendatang. Oleh karenannya, kita perlu mempersiapkan para calon pemimpin sebagai mesias politik yang benar-benar menyelamatkan rakyat NTT dari kungkungan kemiskinan dan persoalan krusial lainnya.