Kiai Muda Fenomenal Gus Iqdam Ajarkan ini ke Jamaahnya, Benar-Benar Sangat Penting untuk Umat

Sosok Gus Iqdam adalah fenomena baru di kalangan penceramah. Ia dikenal memiliki magnet luar biasa yang menarik hati sebagian besar masyarakat dari berbagai daerah untuk berbondong-bondong mengikuti pengajiannya di Sabilu Taubah setiap hari Senin dan Kamis Malam Jumat.

Gus Iqdam

“Karena yang ngaji di ST nyell ini kebanyakan wong-wong ruwet, para garangan-garangan yang masih suka mabuk, teler di jalan-jalan, sering maksiat bahkan kriminal,”kata kyai usia 29 tahun yang ganteng ini.

Mereka orang-orang yang harus dirangkul dan diberi jalan taubat. Sebab kalau hanya dikecam tidak ada gunanya.

“Masa depan mereka masih bisa berubah, masih sangat mungkin menjadi putih, merah, hitam dll. Maka kita beri jalan taubat supaya masa depanya berubah menjadi baik,” kata kiai racing, yang suka balapan motor ini.

Kata-kata lain yang viral dari Gus Iqdam adalah “ST nyell”. Adalah singkatan dari Sabilu Taubah (ST). Lalu “nyell” adalah bahasa Jawa Timuran yang artinya total atau semua, atau tok. Jadi ST nyell artinya Sabilu Taubah semua. Gus Iqdam sering menggunakan kata-kata itu untuk menyebut semua jamaahnya.

“ST nyell ki uripe panggah loss, karena entuk dekengan pusat. Selain itu mereka orang-orang tolol yang tidak mikir neko-neko,”jelasnya.

Karena dianggap tidak punya pikiran, meski dibilang jamaah tolol pun, ST nyell tidak pernah marah. Malah pada tertawa bangga karena bersatu dengan Gus Iqdam.

“Sesuk 1 Agustus (1 Agustus 2023 diundang Presiden Gelar Istigatsah dan Shalawat di Istana), aku diundang ke istana, diundang pusat pak Jokowi untuk tahlilan disana. Kamu garangan-garangan yang tolol tidak boleh ikut,” katanya, disambut ger geran.

Istilah lainya adalah “garangan”. Untuk menyebut jamaah ST nyell yang umumnya anak jalanan. Di desa, anak-anak punk, jalanan, ngamen, itu disebut garangan.

Garangan adalah binatang yang suka makan ayam dan mencuri buah. “Tidak mungkin saya menyuruh istri saya berdiri di panggung, jangan, di sini banyak garangan. Nanti mok sikat bojoku, dapuramu garangan kabeh ngono kok,” kelakar Gus Iqdam.

Gus Iqdam juga sering melontarkan pertanyaan “wonge yo teko”. Sebuah ungkapan untuk menanyakan apakah orang yang dia contohkan malam itu juga datang?

“Ora koyo kowe, uripmu mung golek wedokan, bertahun-tahun macari anake wong, tapi yang naik ke pelaminan orang lain. Cintamu ditolak terus mergo uripmu ruwet. Iki wonge yo teko?” tanya Gus Iqdam, yang dijawab kompak “tekooo,”para jamaah. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: