EDITOR.ID, Surabaya,- Teguran keras Wakil Presiden (Wapres) KH Ma?ruf Amin terhadap Gubernur Khofifah Indar Parawansa terkait penanganan COVID-19 di Jatim lantaran belum maksimal sudah tepat.
Penilaian ini disampaikan oleh Pakar Politik yang juga Direktur Eksekutif Indo Publika, Asep Irama. Apalagi selama ini, Khofifah yang juga ketua umum PP Muslimat NU empat periode itu dilihatnya masih terkesan ingin bekerja sendiri dalam menangani berbagai persoalan di Jatim, tak terkecuali pandemi COVID-19.
Belum lagi soal berantakannya birokrasi di Pemprov Jatim. Sampai-sampai Ketua DPRD Jatim, Kusnadi meminta Khofifah agar bisa menerima masukan dari berbagai pihak, serta mau memperbaiki kinerja agar tak mengalami kegagalan dalam menjalankan roda pemerintahan Jatim 2019-2024.
?Khofifah sepertinya mau main sendiri. Tentu itu sangat berbahaya, karena bagaimanapun peran instansi lain sangat dibutuhkan,” katanya, Sabtu (24/7/2021).
Kalau Khofifah masih seperti sekarang bekerja dan tampil sendirian, tandas Asep, bisa dipastikan proses vaksinasi khususnya dan kampanye penanggulangan pandemi COVID-19 di Jatim, bisa dipastikan gagal.
?Mungkin dia berharap dua periode (memimpin Jatim), dan ingin ?menyingkirkan? orang-orang yang dianggap potensi menyaingi dia di periode yang akan datang,? duganya.
Tetapi sebagai pejabat pemerintah, lanjut Asep, justru kelihatan tidak baik kalau Khofifah terlalu ingin mendominasi dalam segala hal, termasuk dengan DPRD Jatim. Bagaimanapun, DPRD Jatim harus dilibatkan sebagai garis koordinasi.
?DPRD itu fungsinya kontrol, juga budgeting, karena itu memang harus dilibatkan. DPRD adalah mitra Pemprov Jatim, kalau Khofifah tidak melibatkan berarti dia akan gagal menjalankan amanat rakyat Jatim,? jelasnya.
Apakah semangat ingin tampil sendirian itu lantaran Khofifah butuh panggung besar untuk kepentingan maju di Pilgub maupun Pilpres 2024?
?Bisa jadi dia ingin menaikkan elektabilitasnya. Mungkin, kalau ada peluang untuk Pilpres 2024 dia bisa saja naik. Kalau kemudian tidak ada peluang, maka dia turunkan keinginannya yaitu menjadi calon gubernur Jatim,? nilainya.
?Tapi melihat syahwat Khofifah yang main sendiri itu, sepertinya ada indikasi untuk ke 2024, baik itu Pilkada ataupun Pilpres,? imbuhnya.
Menurut Asep, sebagaimna dilansir Barometer Jatim, sebenarnya hal itu tidak boleh dipraktikkan dalam menangani COVID-19, karena ini betul-betul pandemi.
?Jadi harusnya Khofifah serius menangani COVID-19. Karena Ini masalah besar, masalah bersama, tidak bisa dia tangani dan ingin tampak tampil sendiri,? tegasnya.
Sebelumnya, dalam rakor secara virtual dengan Khofifah, Rabu (22/7/2021), Wapres KH Ma?ruf Amin menyoroti empat hal terkait penanganan COVID-19 di Jatim. Pertama, soal pelaksanaan PPKM Darurat yang disebutnya belum maksimal.
Kedua, soal 3T (Testing, Tracing, dan Treatment). Ketiga, capaian vaksinasi yang baru 8,36 persen dari target sasaran 31,8 juta jiwa. Keempat, terkait bantuan sosial dan bantuan produktif untuk usaha mikro.
Sehari kemudian, Kusnadi menyatakan perlu mengingatkan Khofifah dan jajaran eksekutif agar segera memperbaiki kinerja pemerintahan jika tidak ingin mengalami kegagalan dalam menjalankan pemerintahan di Jatim 2019-2024. (Tim)