Lebih lanjut Khairil mengatakan baik Anies maupun Ganjar tidak memahami betul soal Pertahanan. Mereka hanyalah sipil yang menerima data dari timses mereka kemudian dibuka.
“Anies dan Ganjar tidak paham apabila data pertahanan dibuka Prabowo, maka kelemahan dan kekurangan bangsa kita akan diketahui negara lain. Dan itu bisa mengancam negara kita. Itulah yang tidak dipahami Ganjar dan Anis,” tegas Khairil.
“Kita sangat apresiasi Pak Prabowo karena beliau tidak terpancing membuka data Pertahanan, beliau siap diserang Anis dan Ganjar, demi menjaga keamanan negara,” kata Khairil menambahkan.
Anis dan Ganjar, menurut Khairil, hanyalah orang sipil. “Sedangkan Prabowo berasal dari Pasukan Elit Indonesia, Kopassus. Prabowo memahami betul pertahanan, keamanan dan geopolitik karena beliau dari dulu sudah dikenal bangsa luar terkait keahliannya,” ujar founder dari Sambas Sinergy ini.
Meskipun Anies dan Ganjar seolah-olah menguasai debat tadi malam, tapi mereka berdua tidak paham soal Pertahanan. “Dan salahnya mereka,mereka mencari kelemahan kementrian Pertahanan, itu sudah jelas membuka informasi publik ke negara-negara lain,” paparnya.
“Terimakasih buat Prabowo yang siap di serang lawan politik nya saat ini soal Pertahanan, kemananan dan geopolitik. Secara tidak langsung beliau menjaga Data dan keamanan Negara kita,” pungkas Khairil Hamzah.
Debat Pilpres 2024 ketiga Minggu (7/1/2024) tadi malam sejak pukul 19.00-21.30 WIB di Istora Senayan, Jakarta, cukup panas. Anies dan Ganjar memang terlihat sekali terang-terangan mengeroyok dan menyerang Prabowo.
Anies Baswedan langsung melancarkan “serangan” ke Prabowo. Ia mengkritisi anggaran Kemenhan yang saat ini sangat besar mencapai Rp 700 triliun. Namun tak mampu menjaga keamanan di dalam negeri karena website Kemenhan bisa dibobol hacker pada November 2023.
Selain itu, Anies mengatakan anggaran sebesar itu pun dihabiskan untuk membeli alat utama sistem pertahanan atau alutsista bekas, tatkala masih banyak tentara yang tidak punya rumah dinas lebih dari separuhnya.
Sedangkan Ganjar mengkritisi Prabowo soal keputusan membeli pesawat bekas dan indeks pertahanan, militer, dan perdamaian Indonesia yang terus menurun. Berdasarkan Global Peace, Global Peace dan Institute Asia Power Indeks turun.
Menanggapi pertanyaan kritis kedua capres itu, Prabowo menjawab bahwa ada beberapa hal soal pertahanan adalah rahasia negara yang tidak bisa dibuka sesukanya di ruang publik.
Kenapa anggaran pertahanan sempat turun?
Karena anggaran saat itu diprioritaskan negara untuk menghadapi kondisi darurat negara yakni pandemi Covid-19. Selama dua tahun Indonesia berjibaku mengatasi dampak Pandemi Covid-19 yang menelan anggaran sangat besar sekali untuk merawat ribuan rakyat Indonesia yang terpapar virus membahayakan ini. Ini semua demi kemanusiaan menyelamatkan nyawa ribuan rakyat Indonesia. (tim)
