Jakarta, EDITOR.ID,- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bukan partai yang merepresentasikan Nahdlatul Ulama (NU). Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menekankan NU sudah memutuskan lewat forum Muktamar untuk mengambil jarak dari politik praktis.
Penegasan itu disampaikan oleh Gus Yahya, sapaan akrab Yahya Cholil Staquf saat ditanyakan terkait apakah PKB merupakan representasi NU di sela-sela forum Asean Intercultural and Interreligius Dialogue Conference (IIDC) di Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (7/8/2023).
“Enggak ada, enggak ada (PKB sebagai representasi NU), NU ini sudah keputusan Muktamar untuk mengambil jarak dari politik praktis, jadi semuanya (partai) sama saja,” ujar Gus Yahya.
Gus Yahya menilai meski PKB lahir dari tokoh-tokoh NU akan tetapi posisi PBNU kala itu sekadar sebagai fasilitator. Sebab, kata dia, ada warga NU yang memiliki aspirasi ingin membuat partai.
Lebih lanjut Gus Yahya mengatakan PBNU sudah tidak ikut campur lagi setelah partai itu terbentuk lantaran melepaskan diri dari politik praktis.
“Sudah habis itu sudah sekarang semuanya tergantung pada upaya dari setiap aktor dan partai politik ini untuk memperjuangkan aspirasi rakyat termasuk diantaranya warga NU, Siapa yang mendapat kepercayaan? Ya silakan,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Gus Yahya juga menyebut bahwa NU tidak memiliki partai dan tidak ada partai yang bisa mengatasnamakan diri sebagai Nahdlatul Ulama.
“Tidak ada partai atas nama NU tidak ada,” kata dia.
Bukan hanya soal parpol, Gus Yahya Gus Yahya menegaskan tak boleh ada calon presiden dan calon wakil presiden yang mengatasnamakan NU. Ia juga menekankan tidak ada partai politik yang boleh mengatasnamakan NU.
“Memang saya berkali-kali, berkali-kali bukan hanya satu dua sampai saya itu kalau ditanya lagi soal ini itu cenderung jengkel, bahwa tidak ada calon presiden atau calon wapres atas nama NU pokoknya tidak ada,” kata Gus Yahya.
“Calon siapapun calonnya itu atas nama kredibilitas masing-masing enggak ada yang atas nama NU apalagi atas nama Islam pasti tidak ada,” imbuhnya.
Gus Yahya menegaskan, semua orang, baik dari kalangan Nahdliyin apabila maju dalam kontestasi politik, maka bukan merepresentasikan NU.
“Calon siapapun calonnya itu atas nama kredibilitas masing-masing enggak ada yang atas nama NU apalagi atas nama Islam pasti tidak ada,” ujar dia.
Pernyataan Gus Yahya ini sekaligus memberi penegasan atas polemik antara petinggi PKB dan PBNU baru-baru ini yang kembali saling berkomentar terkait klaim PKB sebagai representasi NU. Perdebatan ini muncul setelah Cak Imin mengatakan PKB akan pakai daya tarik NU untuk kepentingan Pilpres 2024. Menurut dia, PKB juga merupakan bagian dari NU.