Jakarta, EDITOR.ID,- Kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) yang didalangi Irjen Ferdy Sambo sebenarnya sudah menemukan titik terang. Dan bahkan kronologis kasusnya sudah terungkap semuanya.
Hal tersebut berkat barang bukti penting yang telah ditemukan tim penyidik Polri. Mulai dari CCTV vital yang merekam semua kejadian di dalam rumah dinas, hasil otopsi ulang, rekaman percakapan android hingga dokumen di rumah pribadi Irjen Pol Sambo.
Namun polisi tetap belum mau membuka barang bukti tersebut ke publik. Lantas apa alasan polisi belum mau membuka barang bukti?
Biarlah nanti publik yang akan mengetahui secara terbuka melalui persidangan di pengadilan.
“Bukti kan untuk pembuktian di persidangan. Langkahnya kan projusticia,” kata Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto kepada wartawan, Sabtu (20/8).
Yang pasti berkas kasus pembunuhan Brigadir J dengan tersangka Irjen Ferdy Sambo dkk, telah dilimpahkan ke Kejaksaan Agung.
Agus mengatakan jaksa akan meneliti alat bukti terkait kasus pembunuhan Brigadir J. Jaksa, sambung Agus, juga akan mendalami kesesuaian keterangan yang disampaikan para saksi dan tersangka.
“Jaksa akan teliti kelengkapan BP (berita penyidikan) yang diajukan penyidik, persesuaian keterangan saksi, persesuaian keterangan saksi dengan tersangka, persesuaian keterangan antar para tersangka, alat bukti yang ada,” jelas Agus.
5 Tersangka Kasus Brigadir J
Kasus tewasnya Brigadir J dipenuhi berbagai kejanggalan sejak awal mencuat. Brigadir J baru diketahui tewas setelah 3 hari terjadinya peristiwa penembakan pada Jumat (8/7) sore.
Pada awal kasus ini diungkap ke publik, disebutkan Brigadir J tewas usai terlibat baku tembak dengan Bharada Richard Eliezer (RE atau E) di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan (Jaksel).
Atas kejanggalan-kejanggalan yang muncul, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk tim khusus untuk membuat terangnya kasus ini. Belakangan terungkap, Brigadir J tewas ditembak dan peristiwa meninggalnya direkayasa.
Polri menetapkan 5 tersangka pembunuhan berencana Brigadir Nopriansyah Yosua Hutabarat. Di antaranya Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf.
Ferdy Sambo berperan memerintah Bharada E menembak Brigadir J dan merekayasa kasus tersebut. Sedangkan Bharada RE berperan menembak Brigadir J. Sementara Bripka RR dan KM berperan ikut membantu dan menyaksikan penembakan korban.
Kelimanya dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana subsider Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan juncto Pasal 55 juncto 56 KUHP. Kelima tersangka juga ditahan.