Pertanyaan dan rasa penasaran lainnya yang juga harus ditelusuri bagi penyidik adalah perilaku psiko yang aneh. Hal tersebut bisa disaksikan dari kondisi wajah mereka sepulang dari Magelang.
Dari CCTV resmi yang disiarkan oleh CNN Indonesia terlihat seperti tak ada unsur marah atau wajah marah dari semua pelaku, saksi dan korban.
Saat penulis menganalisis CCTV rekaman suasana kepulangan Ferdy Sambo, Ibu Putri Candrawathi, dan para ajudan yang memperlihatkan suasana normal.
Ferdy Sambo terlihat datang lebih awal di rumahnya melalui pintu garasi yang diikuti tim pemeriksa tes PCR. Kebetulan hari itu keluarga Ferdy Sambo sedang melakukan tes PCR di kediaman pribadi.
Beberapa saat kemudian datang mobil rombongan yang membawa ibu Putri Candrawathi tiba dan langsung masuk garasi. Tampak Putri Candrawathi masuk ke dalam rumah tanpa ekspresi apapun.
Kemudian masuk para ajudan Ferdy Sambo. Mulai dari Bharada E kemudian muncul Brigadir J. Semua wajahnya biasa, tidak tegang. Para ajudan dengan santai memasukkan tas milik Putri Candrawathi.
Detik demi detik suasana itu terekam dalam CCTV. Setelah itu Putri Candrawathi bersama Brigadir J menuju rumah dinas dan diikuti juga Ferdy Sambo. Dan selanjutnya di detik berikutnya mereka balik dari rumah dinas tapi sudah tidak terlihat lagi Brigadir J.
Yang harus diperhatikan serius kenapa tiba-tiba dalam hitungan jam, Putri Candrawathi berganti baju piyama. Ada maksud apa?
Misteri sesungguhnya disini dalam hitungan sekitar satu sd dua jam sedang terjadi apa di rumah dinas pak Ferdy Sambo saat itu.
Hingga publik makin dibuat rasa penasaran. Namun jika kita mau menyambung benang merah dari satu penjelasan ke penjelasan selanjutnya akan terajut sedikit petunjuk.
Pertama, saat Menko Polhukam Mahfud MD buka suara bahwa soal motif itu adalah konten untuk orang dewasa. Sangat sensitif.
Kedua, pernyataan Pak Mahfud MD makin mendekati kebenaran ketika saksi kunci ibu Putri Candrawathi selalu mengatakan Mas Malu… malu.. malu ketika dikorek oleh psikiater.
Ketiga pernyataan dari Kabareskrim Polri Komjen Pol Agus Adrianto yang tak jauh beda dengan Menkopolhukam Mahfud MD bahwa motif pembunuhan hanya dibuka di pengadilan demi menjaga perasaan pelaku dan korban.
Dari penjelasan ketiganya kita mendapatkan petunjuk ada kata konten orang dewasa, sensitif, malu dan harus menjaga perasaan. Berarti motif tersebut sangat terkait dengan asmara.
Nah sekarang yang kita tunggu dari babak selanjutnya dari drama ini adalah tuntutan kita sebagai warga masyarakat kepada korps Bhayangkara untuk tetap menjaga kejujuran atau integritas, terbuka dan apa adanya.