EDITOR.ID, Jakarta,- Konglomerat atau orang kaya tak selamanya hidup nyaman. Apalagi bila dalam bisnisnya ia pernah punya utang kemudian belum dilunasi. Akan menjadi beban masalah berkepanjangan.
Hal itulah yang kini terjadi pada jaringan perusahaan raksasa dari keluarga Bakrie. Ditengah kekayaannya yang mencapai ratusan miliar, diam-diam keluarga Bakrie ini punya utang kepada negara. Utang atas Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang selama ini tuduhannya sering dilemparkan ke pengusaha taipan.
Selama puluhan tahun, di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono utang BLBI tersebut dibiarkan begitu saja tanpa ada keberanian untuk menagihnya. Entah kenapa?
Namun di era Presiden Joko Widodo penegakan hukum tak pandang bulu. Mau dia konglomerat dan punya kekuatan media, Jokowi tetap tak gentar. Terbukti, Menterinya Sri Mulyani tetap “galak” mengejar utang keluarga Bakrie. Tak peduli siapa dia.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, sekaligus Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI) menagih utang tersebut secara terbuka.
Melalui pengumuman surat kabar nasional yang ditandatangani Ketua Satgas BLBI Rionald Silaban, nama bos Grup Bakrie yakni Nirwan Dermawan Bakrie dan Indra Usmansyah Bakrie terpampang sebagai pengutang BLBI. Mereka berdua ditagih utang BLBI.
Mereka dipanggil bersama Andrus Roestam Moenaf, Pinkan Warrouw, dan Anton Setianto mewakili PT Usaha Mediatronika Nusantara.
Nirwan hingga Indra Bakrie ditagih utang Rp 22.677.129.206 atau Rp 22,6 miliar.
Berapa Sih Harta dan Kekayaan Keluarga Bakrie
Menarik untuk mengetahui latar belakang bisnis keluarga Bakrie yang memiliki perusahaan yang bergerak di berbagai bidang.
Lantas berapa banyak harta kekayaan keluarga Bakrie?
Nirwan Dermawan Bakrie dan Indra Usmansyah Bakrie merupakan saudara kandung dari Aburizal Bakrie. Keduanya, merupakan pimpinan dari Bakrie Group. Nirwan Bakrie memegang kendali perusahaan setelah kakaknya, Aburizal Bakrie mundur dari pengelolaan perusahaan keluarga.
Usaha keluarga Bakrie sempat merajai Tanah Air. Tetapi setelah terjadi krisis ekonomi di 2008, hampir seluruh kinerja korporasi di seluruh dunia melambat. Termasuk perusahaan-perusahaan milik keluarga Bakrie.
Alhasil, pada 2008 gelar sebagai orang terkaya Indonesia tidak lagi disandang Aburizal Bakrie. Forbes mencatat kekayaan pria yang memiliki kerajaan bisnis Grup Bakrie ini, berkurang banyak dibanding 2007. Peringkat Aburizal Bakrie merosot dari nomor satu menjadi sembilan.
Kekayaan Bakrie menjadi hanya sebesar US$ 850 juta, turun drastis hingga 84% dari 2007 sebesar US$ 5,4 miliar dan jauh merosot dibanding 2006 yang sebesar US$ 1,2 miliar. Lalu pada 2009 kekayaan Bakrie meningkat kembali nilai kekayaan US$ 2,5 miliar.
Pada 2010, kelompok usaha Bakrie Group mulai terlibat banyak masalah, mulai dari utang yang mulai menggunung sampai dengan repo saham alias gadai saham anak-anak usahanya.
Meski begitu, Bakrie Group sempat menjadi salah satu perusahaan besar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Banyak Perusahaan Bakrie Melantai di Bursa
Sebagaimana dilansir dari detikcom, Kamis (16/9/2021) pada 2010 silam, Bakrie Group mendominasi di perdagangan BEI.
Dalam perdagangan 1 Oktober 2010, aktivitas transaksi 7 saham Bakrie Group sangat tinggi. Volume transaksi 7 saham Bakrie yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) dan PT Darma Henwa Tbk (DEWA) seluruhnya masuk dalam jajaran 20 top volume.
Belum bisa dipastikan berapa kekayaan keseluruhan Keluarga Bakrie. Namun hingga kini masih banyak perusahaan dari Bakrie Group yang bergerak, mulai dari dunia Batu Bara, Properti, Infrastruktur hingga Telekomunikasi dan Media.
Bahkan beberapa perusahaan Bakrie Group telah dikendalikan oleh generasi ketiga keluarga Bakrie. Salah satunya PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BUMI awal bulan ini
Perusahaan mengangkat beberapa sosok baru di jajaran manajemen. Terdapat dua nama yang menarik perhatian yakni Adhika Andrayudha Bakrie dan Adhika Nuraga Bakrie.
Kedua sosok tersebut merupakan anak dari Nirwan Dermawan Bakrie alias cucu dari Achmad Bakrie sang pendiri Grup Bakrie. Adhika Andrayudha Bakrie sendiri kini duduk sebagai Komisaris BUMI.
Sebagai informasi, setelah anak dari Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto, kini Satgas BLBI) memanggil anggota keluarga Bakrie. Pemanggilan dijadwalkan pada Jumat 17 September.
Nirwan Dermawan Bakrie dan Indra Usmansyah Bakrie bersama Andrus Roestam Moenaf, Pinkan Warrouw, dan Anton Setianto mewakili PT Usaha Mediatronika Nusantara dengan utang Rp 22.677.129.206.
Pengutang BLBI Bisa Kena Pidana
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md menegaskan bahwa kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) bisa menjadi perkara perdata jika para obligor dan debitur membangkang saat ditagih mengembalikan aset negara.
“Kalau sengaja melanggar utang keperdataan ini, bisa saja nanti berbelok jadi perkara pidana,” ujar Pengarah Satgas BLBI ini dalam konferensi pers, Jumat, 4 Juni 2021 silam.
Jika membangkang, ujar Mahfud, maka obligor dan debitur bisa dianggap merugikan keuangan negara, memperkaya diri sendiri, dan melanggar hukum. Mahfud memastikan Satgas akan memburu aset meksipun hingga ke luar negeri. Ia mencatat nilai aset dana BLBI yang dapat dikembalikan ke negara mencapai Rp110,454 triliun.
“Kami berharap agar semua obligor dan debitur yang akan ditagih itu lebih kooperatif, lebih bagus kalau proaktif. Tidak ada yang bisa bersembunyi, karena semua daftarnya sudah ada,” ujar Mahfud.
Satgas BLBI dengan Ketua Rionald Silaban resmi dilantik pada hari ini, Jumat, 4 Juni 2021. Satgas dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2021 tentang Satgas Penanganan Hak Tagih Negara Dana BLBI. Satgas memiliki masa kerja sampai 31 Desember 2023. (tim)