Kejutan Survei Litbang Kompas: Golkar Dikalahkan Demokrat, Kenapa Bisa Terjadi? Ini

Dalam survei tersebut, Partai Golkar menempati posisi empat besar sebagai partai politik dengan tingkat elektabilitas yang dikatakan berpotensi lolos Parlementer Threshold.

Ilustrasi

Jakarta, EDITOR.ID,- Kejutan muncul dari hasil survei Litbang Kompas soal elektabilitas partai politik jelang Pemilu 2024. Salah satu partai papan atas Golkar yang selama ini sering menempati rangking nomor dua dalam perolehan kursi di DPR, disebutkan dalam survei ini tiba-tiba disalip Partai Demokrat.

Sementara itu PDI Perjuangan masih kuat mempertahankan urutan nomor satu dibandingkan 17 partai politik peserta Pemilu 2024. Data ini dirilis dari hasil survei nasional yang digelar Litbang Kompas.

Dalam survei tersebut, Partai Golkar menempati posisi empat besar sebagai partai politik dengan tingkat elektabilitas yang dikatakan berpotensi lolos Parlementer Threshold.

Namun, posisi Partai Golkar dalam survei itu masih berada di bawah keterkenalan Partai Demokrat yang berada di posisi tiga, Gerindra di posisi kedua dan PDIP di urutan pertama.

Dikutip dari kompas.id, elektabilitas PDIP pada survei kali ini naik menjadi 23,3 persen dibandingkan survei Januari 2023 yang hanya 22,9 persen.

Kemudian Gerindra dengan perolehan 18,6 persen; Demokrat dengan 8 persen; dan Golkar dengan 7,3 persen.

Demokrat dalam survei kali ini berhasil menyalip Golkar. Pada survei Januari 2023 lalu, partai beringin itu menempati posisi ketiga.

Kemudian urutan kelima hingga kedelapan ditempati NasDem, PKB, PKS, dan PAN.

Selanjutnya Perindo, PPP, Hanura, PBB, PSI, Gelora, Partai Buruh, Partai Garuda, Partai Ummat, dan terakhir PKN.

Ketua DPP Partai Golkar Dave Akbarshah Laksono menilai kalau hasil survei sangat fluktuatif dan mudah berubah. Pernyataan ini disampaikan Dave menyikapi soal hasil survei terbaru dari Litbang Kompas yang dikeluarkan pekan keempat Mei 2023.

“Survei itu sangat fluktuatif tergantung situasi ataupun isu yg berkembang pada saat itu,” kata Dave saat ditemui awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (23/5/2023).

Lebih lanjut, sejatinya hasil survei tidak melulu dijadikan pedoman untuk melihat tingkat keterpilihan partai politik.

Sebab, menurut dia, titik akhir dari pertarungan keterpilihan posisi partai politik ada pada saat pemilu.

“Kalau memang kita hanya berpegang pada survei aja ya buat apa pemilu, yaudah survei aja, tapi kan lihatnya hasilnya nanti,” ucap dia.

Meski demikian, Dave tidak menampik soal hasil survei yang dikeluarkan beberapa lembaga. Menurutnya, hasil tersebut bisa dijadikan setiap Partai Politik untuk melihat posisi partainya saat ini.

“Hasil survei itu tetap kita jadi pegangan, supaya kita tahu posisi partai gimana, isu yg terkini seperti apa, tapi ya kalo hasil pemilu cuma nanti tanggal 14 februari 2024,” tukas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: