Jakarta, EDITOR.ID,- Calon Presiden 2024 sudah muncul ke permukaan. Bakal calon yang sudah final itu adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Kini publik menanti-nanti siapa yang akan jadi pasangan para Capres itu. Terutama siapakah sosok yang akan mendampingi Ganjar maju di Pilpres 2024. Membuat penasaran banyak kalangan.
Ada sejumlah nama dalam bursa Cawapres banyak digadang-gadang atau dijagokan masyarakat. Diantaranya nama yang kuat muncul ke permukaan adalah Airlangga Hartarto (Ketum Partai Golkar), Prof Mahfud MD (MenkoPolhukam), Erick Thohir (Menteri BUMN), Sandiaga Uno (Menperi Parekraf), Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat), Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur).
Namun diluar dugaan dan mengejutkan banyak orang. Bakal Calon Wakil Presiden yang akan dimunculkan PDI Perjuangan diluar nama yang selama ini dijagokan. Bahkan tak ada satupun nama yang terdaftar diatas masuk dalam tangkapan radar Ketum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnopputri.
Nama Cawapres yang akan diusung ini bahkan tak pernah masuk dalam bursa unggulan Cawapres dan tak masuk dalam teropong lembaga survei politik.
Inilah Cawapres Ganjar Pranowo. Dia adalah Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Muhammad Nasaruddin Umar.
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dikabarkan tengah menyiapkan Nasaruddin Umar untuk mendampingi Ganjar Pranowo menjadi Calon Wakil Presiden.
Jika kabar ini benar maka Mega membuktikan bahwa PDIP akan menjadikan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres). Sebagaimana diwariskan sang ayahanda Bung Karno yang selalu melibatkan NU dalam posisi strategis pemerintahan.
Pasalnya Nasaruddin Umar merupakan Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.
Apakah penunjukkan Nasaruddin Umar ini sebagai bentuk balas budi dari Megawati ketika dulu ia dibully?
Bisa jadi. Pasalnya, Nasaruddin bukan orang baru dalam sejarah politik Megawati. Bahkan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu memiliki jasa besar terhadap Ketum PDIP tersebut.
Megawati mengungkapkan, ulama kelahiran Sulawesi Selatan itu selalu berada di belakang dirinya untuk menguatkan kala dia dibully. Bullying itu muncul saat Megawati hendak menduduki jabatan Wakil Presiden dan Presiden RI lantaran jenis kelaminnya.
“Kalau mengingat, ingin mengucapkan beribu-ribu terima kasih karena ketika saya akan dijadikan seorang Wapres, seorang Presiden maka beliaulah yang selalu memberi semangat kepada saya. Karena pada waktu itu saya selalu di-bully oleh banyak orang karena saya seorang perempuan,” kisah Mega dalam acara Peluncuran Buku Nasaruddin Umar di Jakarta, 5 November 2021 lalu.