Teorinya ada dikampung Fadli Zon, “Sekali ombak besar datang sekali tepian berubah, begitu jadi Korban bicara begitu salah orang lain diabaikan.
Teori dan Fakta bahwa Mensos betul orang PDIP, Presiden pun orang PDIP tetapi harus diingat pasal 17 Undang-undang mengatakan, Menteri adalah pembantu Presiden. Mau apa pembantu kalau kemudian Presidennya bilang jangan. Coba bayangkan BLT itu turun dirapel khusus menjelang bulan Februari (ekspresi wajah murung Menkeu Sri Mulyani ketika konferensi pers bersama Airlangga Hartarto disorot pers), kecurangan apa lagi. Bayangkan angka-angka bansos itu merapat menjelang Februari semua (diungkapkan di film Dirty Vote). Untuk Fork barrel,
Fadli Zon dulu sebagai mantan korban sekarang dituduh melakukan
pernah mengatakan, “Nilai -nilai surgawi duniawi pun tidak akan dipedulikan oleh Pemerintah yang penting asal menang jadi Fadli Zon sudah lupa nilai-nilai surgawi yang pernah Fadli Zon ceritakan 2019.
“Mengapa Fadli Zon tidak pernah mengkritik Jokowi, dulu (2019) Rp 15 Triliun sekarang (2024) Rp 400 Triliun nyampe nggak kepada rakyat,” Timpal Iqbal.
Iqbal kepada Fadli Zon, “2019 Fadli Zon minta kepada Jokowi stop bansos karena sarat punya motif politik menjelang pemilu 2091, sekarang 2024 mengapa Fadlil Zon tidak memberi peringatan ke Jokowi menstop” ?
Kemudian di sanggah Fadli Zon Dulu itu sangat berbeda situasinya dengan sekarang, kalau sekarang ini semuanya sudah terencana dan memang skedul nya seperti itu dan kemudian transparan”.
Dan dibantah Iqbal, “skedul nya bulan Maret, kenapa diajukannya bulan Januari?
Karni Ilyas menyelak, “pemirsa kalau orang Padang bertengkar (adu mulut) nggak akan ada abisnya deh”. ***