Kaum Radikal Solo Masih Meluaskan Jaringan Anggotanya, Ini Pengakuan Mantan Pengikutnya

Gara-gara memfasilitasi gerakan teroris dengan membantu mencarikan kos dan sepeda motor untuk mereka, Khamidi ditangkap polisi. Khamidi sempat menjalani hukuman penjara selama dua tahun lebih.

Kini Khamidi sangat menyesali perbuatannya mengikuti paham mereka. “Sekarang saya sadar bahwa saya hanya dimanfaatkan mereka, janji kasih pekerjaan juga omong kosong, mereka munafik,” katanya.

Sementara itu Kapolresta Surakarta, Polda Jawa Tengah, AKBP Andy Rifai mengatakan, mayoritas narapidana kasus teroris di Surakarta berasal dari kalangan akar rumput dengan tingkat pendidikan yang rendah.

Kapoltesta Surakarta Andi Rifai (ist)

“Dari kasus-kasus yang kami tangani, dilihat dari latar belakangnya rata-rata narapidana yang terpapar ajaran radikal memiliki tingkat pendidikan yang rendah,” kata Andy di Mapolresta Surakarta Polda Jawa Tengah, Kamis (4/10/2019)

Menurut Andy, banyak dari para napi yang tinggal di jalanan, namun ketika mereka ingin memperbaiki taraf hidupnya justru bertemu dengan orang-orang yang berpaham radikal.

“Oleh sebab itu orang-orang seperti ini menjadi sangat mudah untuk terpengaruh,” katanya.

Selain tingkat pendidikan yang rendah, latar belakang ekonomi dikatakan Andy juga cukup mempengaruhi seseorang untuk mengikuti paham radikal.

Kemudian lingkungan tempat tinggal juga menjadi salah satu penyebab sebagian terpidana teroris sempat terpapar dan masuk ke dalam jaringan radikal.

Untuk mencegah bahaya paham radikal tersebut, Andy mengatakan pihaknya terus mengupayakan tindakan mulai dari pre-emtif maupun preventif baik secara langsung maupun tidak.

Untuk tindakan secara langsung, yang kami lakukan adalah; memberikan sosialisasi kepada masyarakat melalui Satuan Bimas, kegiatan bakti sosial di lingkungan tempat tinggal mereka, kemudian berkoordinasi dengan Kementerian Agama supaya kami bisa menyentuh lewat agama,

Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai memberikan keterangan (ist)

Selain itu pihak kepolisian juga melakukan kegiatan-kegiatan yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota untuk bisa melihat kondisi ekonomi.

“Kalau mereka kesulitan secara ekonomi, kami berupaya membantu mencari solusinya sehingga mereka bisa menjalani kehidupannya secara baik dan Normal,” ungkap Rifai.

Andy mengatakan pihak kepolisian terus memantau kondisi narapidana ketika yang bersangkutan kembali ke tengah masyarakat.

“Sekembalinya dia setelah dari tahanan, tetap harus ada pendampingan terus menerus, baik dari anggota Polri, oleh tokoh agama, serta tokoh masyarakat,” kata Andy. (edo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: