Keluarga ini telah menetap di Kampung Mati sejak 24 tahun silam. Untuk makan dan minum keluarga ini mengandalkan sumber daya alam yang memang masih banyak ditemukan di perbukitan Menoreh. Seperti sumber air bersih, sayur mayur, buah-buahan hingga hewan.
“Ke pasar 2 minggu sekali, jalan kaki jauh,” ungkap Sugiati, istri Sumiran, dikutip dari YouTube Jejak Bang Ibra.
Penyebab Warga Tinggalkan Kampung
Dukuh Watu Belah, Gunawan mengatakan dulunya ada 10 rumah termasuk milik keluarga Sumiran yang menetap di area perkampungan tersebut. Karena akses jalan yang sulit, banyak warga yang pindah sehingga menyisakan satu rumah saja.
“Karena di sini waktu itu masih ada 10 rumah termasuk Bapak Sumiran, tapi berjalannya waktu karena akses jalan yang mungkin tidak bisa dibuka khususnya untuk yang di RT 45 atau di wilayah Pak Sumiran ini warga itu berpindah ke tempat yang lebih dekat dengan akses jalan karena mungkin juga mengingat dari kewilayahan di seputaran sini itu memang agak sulit letak geografisnya,” ujar Gunawan, Jumat (16/6).
Hal yang sama diungkapkan warga yang masih tinggal bernama Sugiati. Menurutnya, ada sejumlah alasan yang membuat penduduk meninggalkan Kampung Mati. Salah satunya karena jengah dengan kondisi kampung yang terisolir.
“Karena di sini jauh dari jalan yang bisa diakses kendaraan. Harus jalan kaki dulu sejauh 1,5 sampai 2 km. Jadi banyak yang pindah,” ucapnya.
Sugiati menyebut, keluarganya benar-benar hidup sendiri sejak 4 tahun terakhir. Saat itu, penduduk terakhir pindah ke lokasi yang aksesnya lebih terjangkau.
“Penduduk terakhir yang pindah itu sekitar 4 tahun lalu. Jadi sejak 4 tahun ini kami memang menyendiri,” imbuhnya.
Hidup Sendirian Membuat Kampung Angker
Hidup sendirian ditengah hutan tanpa tetangga membuat kampung itu dikenal wingit atau angker. Satu keluarga yang masih bertahan yakni keluarga Sumiran sering kali didatangi makhluk halus dan bersentuhan dengan hal-hal mistis.
“Sering sekali,” ucap sang istri, Sugiati saat ditanya soal pengalaman mistis yang dirasakan, Jumat (16/6/2023) lalu.
Sugiati, bahkan pernah mengalami kejadian mistis yang hingga ini masih membekas di ingatannya.
Kejadiannya berawal ketika Sugiati bersama anak bungsunya, Dewi Septiani atau akrab disapa Septi sedang memasak di dapur. Saat itu Septi yang masih bocah berusia tiga tahun usil mengganggu ibunya yang sibuk mengolah minyak.
Tiba-tiba terdengar suara gebrakan meja dari rumah tetangga yang sudah kosong karena ditinggal penghuninya pindah ke desa lain. Mendengar hal itu, Sugiati dan anaknya Septi terdiam ketakutan.