EDITOR.ID, Jakarta,- Pengamat politik, hukum, dan keamanan Rr Dewinta Pringgodani mengatakan, kampanye #2019GantiPresiden ke daerah bisa memicu perpecahan antar anak bangsa. Gerakan yang dilakukan sekelompok orang ini hanya ingin memecah belah dan membuat negara ini mengalami polarisasi.
Selain itu menurut dia, pola gerakan semacam itu merupakan cerminan gerakan politik jalanan yang disinyalir telah ditunggangi kepentingan politik tertentu.
“Ini hanya kampanye dari pihak yang punya kepentingan politik jalanan. Padahal, sudah ada saluran untuk menyalurkan aspirasi. April 2019 saat pemilihan presiden (pilpres). Secara konstitusi sudah diatur itu,” ujar Dewinta di Jakarta, Sabtu (28/7/2018).
Dewinta mengatakan, kampanye #2019gantipresiden yang dilakukan beberapa pihak seperti Neno Warisman berpotensi menimbulkan perpecahan.
Gerakan mereka memicu ketersinggungan pihak lain dan konflik yang mengarah pada fisik. Dia mencontohkan penolakan warga terhadap Neno yang datang ke Batam, Sabtu (28/7/2018).
“Gerakan ini tidak bisa dilarang, tetapi mengganggu ketertiban umum dan bisa memecah belah anak bangsa. Di sana ada yang pro dan ada yang kontra. Saya mensinyalir ada kepentingan parpol tertentu yang takut bersaing di Pilpres 2019,” jelas Dewinta.
Karena itu, dia meminta aparat penegak hukum mengusut dalang dan penyandang dana yang berada di belakang gerakan #2019GantiPresiden.
“Kenapa saya katakan ditunggangi? Sebab, massa seperti dimobilisasi. Masa warung martabak anak presiden ikut didemo, kan, konyol. Padahal, itu warung maratabak yang kebetulan punya anak presiden,” kata Dewinta. (tim)