Kadin Tegaskan Kondisi Industri Di Jatim Masih Bisa Bertahan

EDITOR.ID, – Surabaya,  Katua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto menegaskan bahwa hingga saat ini kondisi industri di wilayah Jawa Timur masih bisa bertahan dan tetap kondusif.

Hal ini diungkapkan Adik pasca melakukan koordinasi dengan sejumlah pelaku usaha terkait dampak Pandemi Corona Virus atau Covid-19 terhadap kinerja ekonomi Jatim, utamanya sektor logistik laut dan jalur kepulauan di Graha Kadin Jatim, Rabu (14/4/2020).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum DPD Gabungan Importir Seluruh Indonesia (Ginsi) Jatim, Romzi Abdullah, Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Jatim Steven H Lasawengen dan Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur Jatim Henky Pratoko.

Dijelaskan Adik, memang ada beberapa yang terdampak dan mengalami penurunan kinerja, namun penurunan tersebut masih dalam kondisi wajar dan bisa diterima. Untuk itu, ia berharap pemerintah Provinsi Jatim tidak menerapkan kebijakan lockdown karena dampaknya justru akan memperburuk kondisi masyarakat, utamanya masyarakat kelas bawah.

“Pemberlakuan lockdown harus hati-hati dan harus ditimbang dengan benar. Karena lockdown akan merugikan banyak pihak,” tegasnya.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Romzi bahwa lockdown akan sangat memberatkan masyarakat kelas bawah. “Saya berharap pemerintah tidak mengambil langkah lockdown,” tegas Romzi.

Ia juga menuturkan bahwa kondisi arus barang impor saat ini sudah mulai lancar pasca China membuka kembali perdagangan mereka. Dengan mulai lancarnya arus barang impor dari China, diharapkan bahan baku industri bisa terpenuhi.

“Kemarin, di saat awal Wuhan terkena dan ditutup, impor bahan baku dari China memang distop. Tetapi kita masih dapat bahan baku dari Asia seperti dari Malaysia, Vietnam, Thailand dan Korea, meskipun tidak sebanyak yang dari China. Disaat bahan baku dari Asia berkurang, China sudah dibuka. Nah, harapan kami ini akan semakin stabil . Kapal-kapal dari China sudah mulai berdatangan, ada 16 kapal besar, bahan baku tidak berhenti,” jelasnya.

Hanya saja, karena industri di Jatim sudah mulai melakukan sosial Distancing, maka produksi tidak seperti biasanya. Kalau biasanya jam kerja karyawan bisa tiga shift, maka sekarang hanya satu shift saja.

Data Badan Pusat Statistik Jatim menunjukkan, nilai impor nonmigas pada bulan Maret 2020 justru meningkat sebesar 22,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dari US$ 1,21 miliar menjadi US$ 1,49 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: