EDITOR.ID ? Surabaya, Pandemi virus Corona menjadi ancaman berbagai sektor, tak terkecuali ketahanan pangan yang kini tengah lesu.
Kondisi ini akan diperparah dengan prediksi dari Badan Pangan Dunia (FAO) yang menyebutkan bahwa tahun ini akan terjadi kemarau panjang di Asia, termasuk Indonesia.
Oleh karena itu, Relawan Jokowi Mania yang tergabung dalam organisasi masyarakat (Ormas) Jaringan Organisasi Masyarakat Nusantara (Joman) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Timur mempertanyakan keberadaan pupuk subsidi yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Petrokimia Gresik untuk memenuhi kebutuhan para petani pada masa tanam kedua antara bulan Juli dan Agustus.
?Pupuk subsidi gak akan hilang, memang yang ngatur Pupuk Indonesia. Namun kan bisa jadi sentilan, ibarat ayam mati di lumbung padi, sebab saat ini daerah yang dekat Gresik masih sulit cari pupuk, padahal ada BUMN Petrokimia, ini masih musim hujan jadi masih ada musim tanam dan pasti petani perlu pupuk banyak,?ujar Ketua DPD Joman Jawa Timur, Arief Choirie, di Surabaya, Selasa (13/7/2021).
Joman mengkritisi kinerja Petrokimia yang mengelola pupuk subsidi namun petani sulit cari pupuk subsidi.
Arief menilai kinerja Petrokimia dari dulu hingga sampai sekarang tidak ada perubahan meskipun ganti jajaran direksi tetap saja petani susah dapat pupuk subsidi.
?Sampai kapan petani sejahtera kalau sistem produksi dan distribusi bejat kayak gini. Para petani se-Jawa Timur terus berkeluh kesah dan menyampaikan pada Joman terkait kelangkaan pupuk subsidi.Sepertinya jajaran direksi seolah tutup rapat mata dan telinganya serta tidak peduli akan nasib petani lagi,?tegasnya.
DPD Joman Jawa Timur siap melaporkan kinerja pengelolaan pupuk subsidi kepada Presiden Jokowi secara tertulis. Menurutnya banyak hal terkait pupuk subsidi tersebut yang tidak sesuai arahan Presiden.
?Terkait kartu tanipun seolah tidak dilaksanakan dan tidak dihiraukan. Ini harus segera kita dobrak dan kita laporkan kepada Bapak Presiden lagi dengan kondisi covid 19 ini ditambahin permasalahan pupuuk subsidi dari dulu tidak jelas keberadaanya,?tambahnya.
Sebelumnya Kementerian Pertanian menargetkan sebanyak 5,6 juta hektare area sawah yang dapat ditanam di musim tanam dua atau gadu ini. Sehingga dalam jangka waktu 100 hari ke depannya hasil tanam ini dapat menjadi kekuatan pangan di Indonesia saat pandemi Corona.
Menghadapi kondisi tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengharapkan para petani memanfaatkan waktu pada sisa musim penghujan ini. Di musim tanam padi, medio Mei dan Juni, diharapkan akan menjadi kekuatan pangan dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19 dan ancaman kemarau panjang.