Jokowi Siap Tidak Populer

Jika investasi bertumbuh, lapangan kerja pasti bertambah, dan ujung-ujungnya angka pengangguran akan berkurang.

Itulah pola pikir jangka panjang Jokowi kendati risikonya tidak populer.

Pola pikir itu pula yang melandasinya ketika membuat kebijakan-kebijakan yang tak juga populer sebelumnya.

Penaikkan iuran BPJS Kesehatan, umpamanya, terpaksa dilakukan agar sistem Jaminan Kesehatan Nasional tak berhenti akibat anggaran tak cukup lagi.

Revisi UU KPK terpaksa dilakukan agar pemberantasan korupsi berjalan di koridor yang benar. Seorang pemimpin, seperti halnya Jokowi yang genap enam tahun memimpin Republik ini, memiliki dua pilihan.

Dia bisa berpikir hanya untuk kepentingan sendiri dengan membuat kebijakan yang populer, meski sebenarnya tak baik bagi masa depan bangsa.

Atau, dia tak peduli dengan diri sendiri dan berani membuat keputusan yang membuatnya dimusuhi sebagian kalangan, tetapi sejatinya baik untuk masa depan negeri.

Pemimpin hebat ialah pemimpin yang tidak terjebak dalam pragmatisme politik hanya demi popularitas sesaat.

Dia akan terus bekerja dan membuat perubahan meskipun orang-orang tidak menyadari dan mencemoohnya.

(Sumber: Editorial Media Indonesia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: