EDITOR.ID, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) murka. Jokowi memarahi dan menyindir para menterinya yang masih hobi dan tergantung impor sana sini untuk pengadaan barang pemerintah.
Jokowi meminta para menteri sebagai pembantunya bekerja lebih detail. Terutama soal penggunaan anggaran negara dan belanja impor. Ia melihat para menteri masih melakukan “pembiaran” anak buahnya belanja barang pemerintah pake barang impor tanpa bisa mengendalikannya.
Jokowi minta menteri sebagai pimpinan tertinggi kantor kementrian bisa mengarahkan anak buahnya untuk bekerja sesuai misi pemerintah dan negara: membelanjakan anggaran dengan membeli produk dalam negeri yang berdampak pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja.
Bahkan Jokowi melihat belanja pemerintah masih besar menggantungkan dari impor hal ini membuat Presiden gregetan. Jika para menterinya tak segera mengubah cara kerja, Presiden mengancam dan menyinggung lagi bahwa ia tak segan melakukan reshuffle.
Kepala Negara mengancam akan melakukan perombakan atau reshuffle menteri dan direktur utama (dirut) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kalau dalam melakukan belanja barang tidak membeli produk dalam negeri atau buatan Indonesia.
“BUMN, saya sampaikan ke menteri BUMN, dah ganti dirutnya, ganti, ngapain kita? Kementerian, sama saja tapi itu bagian saya itu. Resuffle,” kata Jokowi saat memberikan Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022).
Ia menegaskan jajaran menteri di Kabinet Indonesia Maju dan Dirut BUMN tidak main-main dalam membelanjakan anggaran pengadaan barang dan jasanya. Anggaran tersebut 40% harus digunakan untuk membeli barang buatan Indonesia.
Jokowi menyindir para menterinya apa susahnya belanja produk dalam negeri. Jokowi kemudian menyentil kementerian-kementerian dan di momen inilah dia menyinggung reshuffle.
“Kementerian, sama saja, tapi itu bagian saya itu. Reshuffle, udah, heeeeh saya itu, kayak gini nggak bisa jalan,” sebut sebagaimana dilansir dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).
“Sudah di depan mata, uangnya ada, uang uang kita sendiri, tinggal belanjakan produk dalam negeri saja sulit,” imbuh Jokowi.
Jokowi menegaskan akan mengawasi sendiri soal belanja produk dalam negeri. Dia juga meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin mengawasi produk impor agar tidak dicap barang dalam negeri.
“Dan akan saya awasi betul. Saya minta nanti ke Pak Jaksa Agung jangan sampai ada barang-barang impor masuk ke sini dicap produk dalam negeri,” ujar Jokowi.
Sentil Sejumlah Nama Menteri
Dalam forum yang sama, Jokowi telah menyampaikan kegeramannya kepada sejumlah menteri. Jokowi menyentil Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo hingga Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
“Alkes, alkes, Menteri Kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit. Produksi saya lihat di Jogja ada, Bekasi-Tangerang ada, beli impor, mau kita terus-teruskan? Silakan, nanti akan saya umumkan kok. Saya kalau udah jengkel kayak gini, saya umumkan nanti,” kata Jokowi.
“Ini rumah sakit daerah beli impor, Kementerian Kesehatan masih impor, tak (saya) baca nanti. Karena sekarang gampang banget, detail, harian sekarang bisa saya pantau,” tuturnya.
Jokowi kemudian menyoroti alat mesin pertanian yang juga diimpor. Jokowi juga jengkel akan hal itu.
“Alsintan, Menteri Pertanian, apa traktor-traktor kayak gitu bukan high tech aja impor, jengkel saya,” sebutnya.
‘Reshuffle’ Diucap Jokowi Saat Geregetan soal Impor Sana-sini
Mengenai alsintan itu sendiri, Jokowi telah menyaksikan sendiri saat menanam jagung di Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) kemarin. Dia memerintahkan Mentan Syahrul Yasin Limpo menghentikan impor alat pertanian itu.
Lebih lanjut, Jokowi juga menyoroti alat tulis yang juga impor. Jokowi meminta impor alkes hingga alat tulis itu dihentikan.
“Pensil, kertas, saya cek impor, bolpoin, ini apa ini kita? Kadang-sayang saya mikir ini kita ngerti ndak sih hal-hal seperti ini. Jangan-jangan kita semua ini tidak kerja detail sehingga nggak ngerti barang yang dibeli itu barang impor,” katanya.
“Buku tulis impor, gimana? Jangan ini diteruskan, setop! Sehingga melompat nanti kalau kita semuanya beli produk dalam negeri, meloncat pertumbuhan ekonomi kita,” imbuhnya.
Jokowi juga menyinggung anggaran di beberapa kementerian. Dia memerintahkan agar Kemendikbud-Ristek untuk hati-hati.
“Coba kita lihat angka-angka di kementerian. PU 92 triliun, Kemenhan 68 triliun, Polri 56 triliun, Kementerian Kesehatan 36 triliun, yang gede-gede, yang saya sebutin yang gede-gede aja. Dikbud 29 triliun, hati-hati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tadi pagi saya cek baru 2 T, ini kelihatannya ada yang tidak semangat di dalamnya, di kementerian,” sebutnya.
Lebih lanjut, Jokowi menyoroti pembelian kursi dan bangku sekolah. Dia menegaskan barang-barang itu bisa dibikin di dalam negeri.
“Urusan masak beli bangku, beli kursi, mau impor kita, laptop mau impor kita, kita udah bisa bikin semuanya itu, sudah bisa bikin semuanya. Udahlah jangan diterus-terusin,” kata dia. (tim)