EDITOR.ID, Jakarta,- Pendaftaran capres-cawapres untuk Pilpres 2019 tinggal menghitung jam dan akan berakhir pada 10 Agustus mendatang. Sebagai calon incumbent, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga saat ini belum mengumumkan sosok yang akan menjadi cawapresnya di Pilpres 2019.
Ada beberapa kriteria cawapres Jokowi yang harus ditentukan di masa-masa akhir pendaftaran capres-cawapres.
Ketua Umum Forum Intelektual Study untuk Indonesia (FIS UI) Asri Hadi mengharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih memilih ekonom sebagai calon pendampingnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 nanti. Pasalnya, ke depan tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia makin berat.
“Pak Jokowi butuh sosok pendamping yang sangat memahami ekonomi untuk mendongkrak pertumbuhan dan kinerja ekonomi, khususnya bagaimana pada periode kedua pemerintahan Jokowi lebih menitikberatkan pembangunan ekonomi dengan tujuan mensejahterakan rakyat,” ujar Asri Hadi di Jakarta, Sabtu (4/8/2018)
Pekerjaan rumah (PR) Jokowi yang berat saat ini adalah masalah ekonomi. Yakni penyediaan lapangan kerja dan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar rakyat Indonesia lebih kompetitif dalam persaingan global dalam merebut pasar kerja.
“Tandemnya (Cawapres,red) pak Jokowi harus figur yang punya keahlian dan pengalaman membangun ekonomi rakyat agar kelesuan ekonomi yang belakangan ini melanda sejumlah negara termasuk Indonesia bisa segera diatasi dan ekonomi bisa tumbuh diatas enam persen,” papar alumni Monash University, Australia ini.
Dalam bursa Cawapres yang ada di kantong Jokowi saat ini, ada dua figur berbasis ekonom. Pertama adalah Sri Mulyani, Menteri Keuangan dan Mantan Direktur Bank Dunia. Dan yang kedua Chairul Tanjung, pengusaha yang juga bos CT Corp.
Sementara anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto mengusulkan 3 kriteria pada figur yang pantas mendampingi Jokowi.
“Orang yang punya integrity, acceptable untuk semua golongan. Punya integrity, punya capacity dan diterima oleh semua golongan. Tiga hal itu kira-kira,” ujar Sidarto di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (3/8/2018).
Sidarto pun yakin Jokowi akan menentukan cawapresnya dari putra terbaik bangsa yang memiliki 3 kriteria tersebut. “Saya percaya beliau akan memilih putra terbaik,” katanya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga memiliki pandangan lain soal kriteria cawapres untuk Jokowi. JK, yang belum jelas apakah akan kembali mendampingi Jokowi di Pilpres 2019, memandang kriteria utama cawapres Jokowi nantinya harus punya pengalaman di pemerintah.
“Ada kriteria pokok. Pertama, bisa menambah elektabilitas, tidak hanya mengikuti elektabilitasnya, tapi harus menambah, menambah konstituen. Jadi harus dikenal, harus baik, harus ada pemilihnya,” kata JK di sela acara Rapimnas Institut Lembang 9 di Hotel Aryaduta, Jl Prajurit KKO Usman, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (26/2) lalu.
“Harus bisa menjadi presiden, dari 6 presiden kita, 2 wakil jadi presiden, yaitu Bu Mega dan Pak Habibie, artinya tokoh itu harus matang,” imbuhnya.
Pengalaman di pemerintahan, kata JK, sangat diperlukan untuk memimpin Indonesia. Dia berharap yang menjadi cawapres Jokowi adalah sosok yang berpengalaman di pemerintah.
“Kalau tidak ada pengalaman di pemerintahan, sulit mengatur soal pemerintahan,” ujarnya. (tim)